Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Soal Potensi Resesi yang Dorong Perppu Ciptaker: Ini Kata Mahfud & Sri Mulyani
9 Januari 2023 9:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ada beda pendapat antara Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal ancaman resesi terhadap ekonomi Indonesia tahun ini.
ADVERTISEMENT
Mahfud bilang tahun ini ada potensi badai ekonomi . Pemerintah pun mengantisipasinya dengan menerbitkan Perppu Cipta Kerja yang diteken Presiden Jokowi pada 30 Desember 2022. Perppu ini menggugurkan UU Cipta Kerja yang dianggap cacat formil oleh Mahkamah Konstitusi.
Menurut Mahfud, 4 lembaga keuangan internasional menilai Indonesia akan mengalami masalah dalam pertumbuhan, imbas dari perkembangan ekonomi dunia.
4 lembaga yang dia maksud ini adalah World Bank, IMF, IDB, dan OECD. Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh 4 lembaga ini, kata Mahfud, adalah antara 4,7 hingga maksimal 5 persen.
“Antisipasinya apa? Harus membuat kebijakan strategis dari sekarang untuk menyelamatkan rakyat. Menyelamatkan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Sri Mulyani Optimistis RI Tak Akan Resesi di 2023
Sri Mulyani justru punya pandangan beda soal resesi . Menurutnya 2023 adalah tahun yang menarik. Ia juga menilai tahun ini masih akan memiliki banyak tantangan.
"Tahun 2023 kita memasuki tahun yang menarik. Menarik itu kata yang bagus karena orang selalu tegang memasuki 2023, karena apa? Ini adalah tahun yang very-very interesting (sangat menarik), lalu juga banyak sekali tantangan yang tidak mudah, extraordinary," ujar Sri Mulyani dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakça di Youtube Kementerian Keuangan, dikutip Sabtu (7/1).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF), sepertiga dari perekonomian dunia akan mengalami resesi pada tahun ini. Meski begitu, Sri Mulyani optimistis Indonesia tidak menjadi salah satu dari sepertiga negara tersebut.
Ia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2023 akan tumbuh di atas 5 persen. Sementara, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Tiongkok secara bersamaan mengalami pelemahan aktivitas ekonomi.