Sri Mulyani Kenang JB Sumarlin: Dosen yang Tak Pelit Ilmu

7 Februari 2020 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) melayat alm JB Sumarlin di rumah duka RS Siloam Jakarta. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) melayat alm JB Sumarlin di rumah duka RS Siloam Jakarta. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani hari ini melayat Johannes Baptista (JB) Sumarlin di rumah duka RS Siloam, Jakarta. Sumarlin merupakan mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto sekaligus dosen di Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengaku sangat kehilangan sosok JB Sumarlin. Sebagai dosen, katanya, Sumarlin memiliki komitmen terhadap almamaternya. Ia juga mengenal Sumarlin sebagai sosok dosen yang tak pelit ilmu kepada mahasiswanya.
“Pak Marlin merupakan sosok yang penuh komitmen dan memiliki kecintaan yang besar terhadap keluarga, almamater. Dan beliau seseorang yang tidak pernah segan membagi ilmunya, pengalamannya kepada generasi yang lebih muda,” ujar Sri Mulyani di Rumah Duka RS Siloam, Jakarta, Jumat (7/2).
Suasana rumah duka alm JB Sumarlin di RS Siloam Jakarta. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Menurut Sri Mulyani, ketika Sumarlin menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak 1988 hingga 1993, situasi global dan domestik tidaklah mudah. Harga minyak saat itu juga meningkat sangat drastis, bahkan hingga tiga kali lipatnya.
Dalam momentum itu, Sumarlin dinilai bisa membuat ekonomi Tanah Air tetap tumbuh. Sumarlin memanfaatkan hal itu dan Indonesia mendapatkan keuntungan dari harga minyak yang tiba-tiba naik atau pajak windfall profit.
ADVERTISEMENT
“Harga minyak saat itu bisa naik tiga kali lipat dalam waktu yang sangat singkat, yang menyebabkan Indonesia waktu itu dapat windfall profit, tapi kemudian harga minyak turun lagi,” katanya.
Tak hanya itu, dengan kebijakan liberalisasi keuangan yang diprakarsai Sumarlin, inklusi keuangan Indonesia saat itu bisa meningkat.
“Lalu liberalisasi keuangan, bank-bank pengawasannya. Lebih banyak Indonesia financial inclusion dan deepening-nya,” kata Sri Mulyani.
“Jadi apa yang dilakukan beliau itu patut dipelajari, sangat relevan sampai hari ini, sampai kita jadi policy maker,” tambahnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) melayat alm JB Sumarlin di rumah duka RS Siloam Jakarta. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
JB Sumarlin yang lahir di Blitar pada 7 Desember 1932, menempuh pendidikan S1 Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1958.
Ia juga pernah meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.
ADVERTISEMENT
Kemudian ia melanjutkan studi S2 di Universitas California AS dan mendapatkan gelar Master of Arts (M.A) pada 1960. Sementara pendidikan S3 nya ditempuh di Universitas Pittsburg Amerika Serikat dan gelar doktor Ph.D didapat pada 1968.
Sebelum masuk ke pemerintahan, JB Sumarlin sempat bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UI. Sementara perjalanan kariernya di Kemenkeu dimulai saat menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan Ali Wardhana pada periode 1968-1969.
Sumarlin lahir di Nglegok, Blitar, Jawa Timur, 7 Desember 1932. Ia merupakan jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1958.
Selain menjabat sebagai Menkeu, Sumarlin juga pernah menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg PAN), Ketua Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Ketua Bappenas.