Sri Mulyani Masih Godok Insentif Family Office

22 Juli 2024 16:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Kamis (18/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani masih menggodok soal aturan insentif untuk orang kaya yang menyimpan uangnya di Indonesia alias investor family office.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut Kementerian Keuangan masih membandingkan besaran insentif family office sejumlah negara. Menurutnya, ada negara di dunia yang sukses menjalankan family office, namun ada juga yang mengalami kegagalan.
“Kita akan melakukan benchmarking (insentif) terhadap pusat-pusat dari family office yang ada di berbagai negara, ada yang sukses ada yang tidak sukses. Jadi kita belajar dari situ,” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (22/7).
Menurut Sri Mulyani, pemerintah sudah memiliki banyak insentif untuk investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. Misalnya insentif tax holiday dan tax allowance untuk investor di IKN.
“Kalau mengenai peraturan perpajakan insentif perpajakan kita punya banyak pelajaran seperti tax holiday, tax allowance seperti yang saat ini sudah kita berikan untuk IKN. Ini juga cukup banyak sebetulnya dalam kerangka peraturan untuk pemberian insentif perpajakan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melapor kepada Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto, terkait pembentukan family office dan family business di Indonesia
Luhut mengatakan, pembentukan family office di Indonesia akan berkaca pada kebijakan di Abu Dhabi. Pasalnya, pemerintah puas dengan asistensi Abu Dhabi atas pembentukan sovereign wealth fund Indonesia, yaitu Indonesia Investment Authority (INA).
Setelah melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi dan Dubai Uni Emirat Arab (UEA), Luhut pun membahas family office bersama Jokowi dan Prabowo tadi malam.
"Saya telah melaporkan kepada Presiden Jokowi dan juga Presiden terpilih tadi malam, masalah family office dan family business. Kenapa kita pengen ini family office dan family business? Karena itu sekarang uang bertaburan yang pengin juga masuk ke Indonesia," jelasnya saat Peluncuran SIMBARA Nikel dan Timah, Senin (22/7).
Menkeu Sri Mulyani bertemu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/@srimulyani
Luhut mengaku sudah membahas terkait family office ini dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa harus ada insentif perpajakan yang diberikan kepada investor yang ingin menyimpan uangnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa pembelajaran yang dia dapat setelah berkunjung ke Abu Dhabi dan Dubai adalah pentingnya kepastian hukum untuk pembentukan family office. Luhut menilai, perlu ada pengadilan arbitrase yang memakai hakim internasional.
"Bapak Presiden Jokowi, saya bilang, Pak sederhana rupanya. Kenapa lho? Ya pengadilan arbitrase itu hakimnya hakim dari luar, internasional yang certified itu putuskan, putuskan saja, sudah nggak ada lagi banding-banding," tuturnya.
"Jadi kalau itu terjadi, legal certainty itu akan terjadi di negeri kita, dan orang banyak sekali pengin datang taruh duitnya ke Indonesia," lanjut Luhut.
Selain itu, lanjut dia, family office juga akan memberikan keuntungan bagi Indonesia yaitu setidaknya uang yang disimpan investor itu masuk dalam sistem keuangan dan memperkuat cadangan devisa Indonesia.
ADVERTISEMENT