Sri Mulyani Masih Waspadai Perang Dagang AS - China

30 Juli 2019 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani usai menghadiri acara Dies Natalis ke 38 Universitas PGRI Semarang (Upgris), Selasa (23/7). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani usai menghadiri acara Dies Natalis ke 38 Universitas PGRI Semarang (Upgris), Selasa (23/7). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga merupakan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) masih mewaspadai kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) - China.
ADVERTISEMENT
Meski kondisi perekonomian Indonesia saat ini disebut masih cukup baik dan terjaga, dia menyebut tekanan eksternal dari perang dagang bisa membuat perlambatan dalam perekonomian global. Sebab, ketegangan di antara negara ekonomi terbesar di dunia itu bisa berdampak pada negara-negara pendukung ekspor.
“Meski stabilitas keuangan baik, kami tetap mewaspadai dari sisi eksternal yakni ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok. Perang dagang ini bisa melebar hingga ke negara hub ekspor dari China ke AS,” katanya saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (31/7).
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China Foto: portofnansha.com
Lebih lanjut, perang dagang tersebut bisa melemahkan perdagangan global dan mengakibatkan prospek ekonomi global menurun.
“IMF menurunkan 0,5 persen dari GDP,” katanya.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa ketegangan yang terjadi antara Jepang dan Korea Selatan belakangan ini bisa membuat perlambatan dalam ekonomi global. Bahkan, perang dagang antara Jepang dan Korea Selatan ini mampu membuat harga beberapa komoditas tertekan.
ADVERTISEMENT
(Perang dagang) antara Jepang dan Korea membuat harga komoditas seperti minyak dan gas tertekan,” tutupnya.