Sri Mulyani Sebut UMKM Punya Peran Penting dalam Ekonomi Asean: 35-69% dari PDB

29 Maret 2023 10:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani dalam key nte speech di High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs, Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (29/3).  Foto: Sinar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani dalam key nte speech di High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs, Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (29/3). Foto: Sinar/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan UMKM memiliki peran yang signifikan bagi ekonomi di Asean. Setidaknya 35-69 persen PDB Asean disumbang oleh UMKM, bahkan untuk sektor tenaga kerja UMKM berkontribusi hingga 35-97 persen.
ADVERTISEMENT
Hal itu ia katakan dalam keynote speech saat High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (29/3).
Sementara di Indonesia, Sri Mulyani menyebut, UMKM berkontribusi sekitar 61 persen terhadap PDB dan 97 persen terhadap tenaga kerja Indonesia.
“Jadi, peran mereka tentunya sangat-sangat signifikan. Bagaimana mereka bisa berproses dan lebih produktif dalam aktivitas UMKM-nya akan bergantung pada kebijakannya, tetapi juga bisa memberikan dampak besar terhadap masing-masing ekonomi anggota ASEAN,” kata Menkeu.
Ilustrasi UMKM. Foto: Kemenkop dan UKM
Apalagi di era di teknologi digital seperti ini, UMKM juga memiliki peran penting untuk meningkatkan secara signifikan ekonomi Asean di 2025. Pasalnya, ekonomi digital membuat penggunaan mobile money lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan layanan financial technology (Fintech) dan perbankan online. “Ini menyediakan peluang yang sangat besar dan alat-alat atau layanan untuk UMKM supaya bisa menjadi lebih maju,” tambah Sri Mulyani.
Sehingga pengembangan teknologi dan inovasi dalan inklusi keuangan melalui layanan digital juga telah meningkatkan dan memperdalam sektor keuangan.

Eksklusi Keuangan Jadi Tantangan Terbesar Asean

Di saat yang sama, meningkatkan akses publik ke produk dan layanan finansial yang formal. Meskipun progress sangat pesat, Sri Mulyani menyebut masih ada tantangan yang perlu dihadapi.
Adalah, eksklusi finansial (financial exclusion) yang menjadi tantangan besar dan faktor kritis dalam ekonomi tak hanya di Indonesia tapi juga di Asean.
Eksklusi keuangan adalah keadaan seseorang yang tidak dapat memperoleh akses ke berbagai layanan perbankan karena berpenghasilan rendah berada di daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
Terutama bagaimana melibatkan UMKM dalam pengembangan dan partisipasinya. Beberapa negara ASEAN masih memiliki indeks inklusi finansial yang rendah, yang secara relatif menunjukkan adanya kesenjangan besar antar negara dalam kawasan, ini menurut Global Findex 2021.
“Masih ada disparitas yang sangat lebar dalam indeks inklusi finansial di anggota-anggota ASEAN. Angka inklusi keuangan ini mulai dari yang terendah 3 persen hingga 70 persen yang tertinggi di kawasan ASEAN,” kata Sri Mulyani.