Sri Mulyani Temui Michael Bloomberg di New York, Ini yang Dibahas

12 Oktober 2021 14:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Mou koordinasi percepatan dan perluasan transaksi pemerintah daerah secara elektronik, di Kemenko Perekonomian. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Mou koordinasi percepatan dan perluasan transaksi pemerintah daerah secara elektronik, di Kemenko Perekonomian. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani membagikan pengalamannya saat bertemu salah satu orang terkaya dan bos media di Amerika Serikat, Michael Bloomberg. Adapun saat ini Sri Mulyani berada di Negeri Paman Sam dalam rangka menghadiri Rapat Tahunan atau Annual Meeting IMF-World Bank 2021.
ADVERTISEMENT
Dalam akun Instagramnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa ruang kerja Bloomberg bersifat open space atau tanpa sekat. Di sana, ia membicarakan banyak hal, mulai dari perubahan iklim hingga penanganan COVID-19.
"Tantangan climate change dan persiapan pertemuan COP26 di Glasgow. Bagaimana upaya dunia menangani ancaman perubahan iklim terutama dari segi pendanaan, dan kerja sama public private serta filantropis dalam pendanaan untuk dapat ditingkatkan," tulis Sri Mulyani seperti dikutip dari Instagram pribadinya @smindrawati, Selasa (12/10).
Dia melanjutkan, Indonesia telah menciptakan platform blended finance SDG Indonesia One, yang dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur. Dalam platform ini, Bloomberg Filantropi juga ikut kontribusi dalam penanaman Mangrove.
SDG Indonesia One adalah wadah kerja sama pendanaan, baik pendanaan ekuitas maupun pinjaman dan hibah, serta penurunan risiko (de-risking) bagi program SDG dan proyek perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
"Kami juga berdiskusi mengenai masalah kesehatan. Bagaimana penyesuaian kerja di Amerika Serikat dengan adanya pandemi COVID. Sebagian orang kembali bekerja di kantor, namun ada yang tetap ingin bekerja dari rumah. Wajib memakai masker dan harus vaksin atau tidak ? Pilihan dan debat seperti ini menjadi isu utama di Amerika Serikat baik di pemerintah, dunia usaha, dan di sekolah/kampus," jelasnya.
Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, semua negara terus menyesuaikan kebiasaan baru akibat pandemi. Semua negara juga masih bergulat mengatasi pandemi dan mengatasi dampak ekonomi sosial dan keuangan yang sangat besar.
"Indonesia juga terus menangani dan mengendalikan COVID-19, mengembalikan secara bertahan aktivitas sosial ekonomi, dan terus mendorong reformasi agar kita pulih cepat dan lebih kuat dengan produktivitas dan kinerja Ekonomi yang makin tinggi," tambahnya.
ADVERTISEMENT