Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI hingga Akhir November Masih Terjaga

29 November 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menggelar Rapat Dewan Komisioner (RDK). Dari rapat tersebut, OJK menganggap sektor stabilitas sektor jasa keuangan sampai saat ini masih terjaga dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Stabilitas sektor jasa keuangan akhir November dalam kondisi terjaga dengan intermediasi sektor jasa keuangan tetap tumbuh positif. Profil risiko industri jasa keuangan juga terpantau terkendali di tengah pelambatan ekonomi global,” kata Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11).
Sekar menjelaskan pertumbuhan ekonomi global dan kondisi geopolitik seperti trade war maupun Brexit masih menjadi sentimen utama yang mewarnai perkembangan pasar keuangan global. Sementara itu, kata Sekar, kebijakan dovish oleh beberapa Bank sentral negara maju berpengaruh positif terhadap likuiditas global terutama emergencing markets termasuk di Indonesia.
Sekar mengungkapkan pada Oktober 2019, yield SBN mengalami penguatan sebesar 25 bps yang disertai aliran dana investor nonresiden yang mencapai Rp 29,1 triliun.
ADVERTISEMENT
“Dengan demikian sampai 22 November 2019, secara ytd aliran investor nonresiden ke pasar SBN telah mencapai Rp 175,6 triliun diiringi dengan penguatan yield sebesar 98,5 bps,” ujar Sekar.
Selain itu, sekar menerangkan sampai akhir Oktober, pasar saham menguat 1 persen mtm menjadi 6.228,3. Penguatan ini ditopang oleh investor domestik karena investor nonresiden tercatat membukukan net sell sebesar Rp 3,8 triliun.
Konferensi pers OJK. Foto: Moh Fajri/kumparan
“Namun, meningkatnya sentimen global di akhir minggu ketiga November 2019, IHSG mencatatkan penurunan tipis ke level 6.100,2 dengan net buy investor nonresiden sebesar Rp 43,9 triliun ytd,” terang Sekar.
Meski begitu, secara umum kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan data Oktober 2019 masih sejalan dengan perkembangan yang terjadi di perekonomian domestik. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan positif sebesar 6,53 persen yoy ditopang kredit investasi yang tetap tumbuh double digit di level 11,2 persen yoy.
ADVERTISEMENT
“Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan juga masih tumbuh stabil di level 3,5 persen yoy. Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,29 persen yoy,” tutur Sekar.
“Selain itu, sepanjang Januari sampai Oktober 2019, asuransi jiwa dan asuransi umum berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp 152,4 triliun dan Rp 82,2 triliun,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sekar memaparkan sampai 26 November 2019, penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp 155 triliun. Jumlah itu sama dengan penghimpunan dana di tahun 2018. Adapun jumlah emiten baru pada periode tersebut sebanyak 48 perusahaan dengan pipeline penawaran sebanyak 61 emiten dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 22,8 triliun.
“OJK akan selalu memantau perkembangan ekonomi global dan berupaya memitigasi dampak kondisi yang unfavourable terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik terutama mengenai profil risiko likuiditas dan risiko kredit,” ungkap Sekar.
ADVERTISEMENT