Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kami menyederhanakan struktur kami, menghilangkan lapisan dan duplikasi, serta menciptakan tim yang lebih kecil dan lebih gesit," kata Niccol dalam surat kepada karyawan dikutip dari laporan Reuters.
"Tujuan kami adalah untuk beroperasi lebih efisien, meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas dan mendorong integrasi yang lebih baik."
Niccol diangkat menjadi CEO pada tahun lalu, ketika saham perusahaan telah kehilangan 40 persen nilainya dari titik tertingginya di tahun 2021 akibat lemahnya permintaan di AS dan China.
"Kami akan terus merekrut untuk posisi prioritas yang sesuai dengan struktur dukungan baru kami dan menambah kemampuan serta kapasitas yang kami butuhkan," kata Niccol, seraya menambahkan langkah tersebut tidak akan memengaruhi tim di dalam toko atau investasi yang dilakukan Starbucks dalam jam operasional toko.
Berdasarkan laporan perusahaan pada tahun 2024, Starbucks mempekerjakan sekitar 211.000 orang di AS dan sekitar 150.000 karyawan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Dibandingkan dengan PHK besar terakhir pada tahun 2018, saya yakin tingkatnya signifikan," kata Jim Sanderson, analis di NorthCoast Research.
Pada tahun 2018, Starbucks berencana memberhentikan 350 karyawan perusahaan global sebagai bagian dari rencana restrukturisasi di bawah CEO saat itu, Kevin Johnson.
Namun, Sanderson mencatat perlu dipahami segmen atau divisi mana di perusahaan yang akan terkena dampak PHK dan bagaimana hal ini sesuai dengan strategi pemulihan jangka panjang global Starbucks.