Stasiun Karet Bakal Ditutup, Ini Alasan Erick Thohir dan KAI

2 Januari 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap Stasiun KRL Karet akan ditutup tahun ini. Keputusan itu merupakan usaha melancarkan konektivitas antarstasiun yang saling berdekatan.
ADVERTISEMENT
Stasiun Karet saat ini memiliki jarak yang berdekatan dengan Stasiun KRL sekaligus Stasiun Kereta Bandara BNI City dan Stasiun Sudirman. Karena itu, Erick menilai keberadaan Stasiun Karet tak lagi efektif untuk naik-turun penumpang.
“Yang dibilang kan, bagaimana kita membangun ekosistem stasiun ini. Mungkin di Karet ditutup,” kata Erick kepada wartawan di Stasiun BNI City, Jakarta, Rabu (1/1) dikutip Kamis (2/1).
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT KAI, Rudi As Aturrridha menyebutkan, penutupan Stasiun Karet ini akan disesuaikan dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2025, meski begitu, dia tak menyebut kapan GAPEKA 2025 bakal terbit.
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI Rudi As Aturridha di Stasiun BNI City, Rabu (1/1/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
“Rencana nanti, di 2025, waktunya baru kita menunggu penyesuaian GAPEKA,” ujar Rudi kepada wartawan di Stasiun BNI City, Jakarta, Rabu (1/1) dikutip Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Menteri Erick pun bakal menyiapkan strategi agar Kereta Bandara dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) ramai penumpang. Ia mengatakan jumlah perpindahan penumpang dari Bandara Soetta ke tengah kota Jakarta harus ditingkatkan.
Di tahun ini, Erick menargetkan 20 persen perpindahan penumpang dari dan ke Bandara Soetta menggunakan KA Bandara atau sekitar 10 juta penumpang.
Salah satunya strategisnya adalah menambah rute keberangkatan dan pemberhentian Kereta Bandara di Stasiun Sudirman. Hal itu dilakukan untuk mengintegrasikan, sekaligus mempermudah gerak pindah penumpang ke transportasi terkait lainnya, seperti LRT Jabodebek, Transjakarta, dan MRT.