Stok Garam Habis di November, Industri Mamin Desak Keran Impor Dibuka

14 Oktober 2019 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur. Foto:  ANTARA FOTO/Saiful Bahri
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
ADVERTISEMENT
Gabungan Makanan dan Minuman (Gapmmi) mencatat sedikitnya ada satu perusahaan yang kini berhenti produksi lantaran kekurangan pasokan bahan baku garam. Ketua Umum Gapmmi, Adhi S Lukman mengungkapkan, saat ini industri mamin dalam keadaan darurat karena stok garam menipis.
ADVERTISEMENT
"Ini kritikal (kondisinya), bulan depan (November) banyak yang habis. Mudah-mudahan secepatnya keluar sehingga masuk yang baru. Dari lokal bisa dipakai sebagian tidak bisa langsung dipakai," katanya saat ditemui di Gedung Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (14/11).
Adhi berharap Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera menerbitkan surat perizinan impor (SPI) garam untuk kebutuhan tahun ini. Dalam beberapa waktu ke depan jika pemerintah belum bisa mendatangkan garam impor maka ada 4 sampai 5 perusahaan pengolahan garam yang setop produksi.
Petani memanen garam di Desa Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (8/9). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
"Kalau industri pengolahan garam sudah ada 1 yang setop. Tapi November sampai berapa lagi, ada 4-5 perusahaan yang setop (produksi). Itu yang segera dikeluarkan," katanya.
Pada tahun ini pemerintah memberikan alokasi impor garam kepada 55 perusahaan industri sebanyak 2,7 juta ton. Sementara itu, Adhi menambahkan ada alokasi 200 ribu ton yang dipindahkan ke sektor CAP (industri kimia dasar) dan kertas.
ADVERTISEMENT
"Termasuk 2.7 juta, hanya pengalihan sektor," lanjutnya.