Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gabungan Makanan dan Minuman (Gapmmi) mencatat sedikitnya ada satu perusahaan yang kini berhenti produksi lantaran kekurangan pasokan bahan baku garam . Ketua Umum Gapmmi, Adhi S Lukman mengungkapkan, saat ini industri mamin dalam keadaan darurat karena stok garam menipis.
ADVERTISEMENT
"Ini kritikal (kondisinya), bulan depan (November) banyak yang habis. Mudah-mudahan secepatnya keluar sehingga masuk yang baru. Dari lokal bisa dipakai sebagian tidak bisa langsung dipakai," katanya saat ditemui di Gedung Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (14/11).
Adhi berharap Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera menerbitkan surat perizinan impor (SPI) garam untuk kebutuhan tahun ini. Dalam beberapa waktu ke depan jika pemerintah belum bisa mendatangkan garam impor maka ada 4 sampai 5 perusahaan pengolahan garam yang setop produksi.
"Kalau industri pengolahan garam sudah ada 1 yang setop. Tapi November sampai berapa lagi, ada 4-5 perusahaan yang setop (produksi). Itu yang segera dikeluarkan," katanya.
Pada tahun ini pemerintah memberikan alokasi impor garam kepada 55 perusahaan industri sebanyak 2,7 juta ton. Sementara itu, Adhi menambahkan ada alokasi 200 ribu ton yang dipindahkan ke sektor CAP (industri kimia dasar) dan kertas.
ADVERTISEMENT
"Termasuk 2.7 juta, hanya pengalihan sektor," lanjutnya.