Sulit Merintis di Indonesia, Popok Pokana Justru Masuk Pasar Korea Selatan

18 Agustus 2023 17:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi popok bayi yang nyaman dipakai anak. Foto: ARTYOORAN/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi popok bayi yang nyaman dipakai anak. Foto: ARTYOORAN/Shutterstock
Semua orang memang bisa punya mimpi yang tinggi, tapi hanya segelintir yang mau memperjuangkannya untuk jadi kenyataan. Salah satu dari orang yang beruntung itu adalah Ananta Kusuma.
Ia berhasil keluar dari zona nyaman, tidak mudah ciut nyali, dan berani melalui jalan terjal untuk merintis usaha sendiri. Usaha yang dibangun oleh Ananta adalah produksi dan penjualan popok bayi, Pokana. Pokana kini mudah dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan.
Bisnis popok bayi ternyata tidak mudah, apalagi jika melihat besarnya pesaing di pasar ini. Ananta juga mengakui hal tersebut.
“Saya belajar dari nol, mulai dari mencari bahan bakunya seperti apa, di mana mendapatkan nya, lalu mencari distributor yang bisa mendistribusikan produk ke toko-toko dan supermarket. Semua itu harus saya pelajari sendiri sedetail-detail nya” tutur Ananta.
Saat pertama mendistribusikan popok, Ananta banyak mengalami penolakan, bahkan dari orang-orang terdekat. Wajar saja, sebagai pemain baru, Pokana tidak bisa langsung diterima. Kebanyakan konsumen lebih memilih popok dari perusahaan yang sudah mapan di pasaran.
Meski mendapat banyak penolakan Ananta tidak pernah menyerah, bahkan ia rela mendatangi calon konsumen satu per satu, door to door untuk berjualan sendiri di awal mula merintis bisnis.
Ananta membangun pabrik popok pada 2012 di Sumedang, Jawa Barat dan mulai memproduksi popok sekitar awal 2013. Uniknya, pasar pertama yang menerima produknya adalah Korea Selatan.
“Saya memang belajar membuat popok premium dengan kualitas Korea,” katanya.
Produk popok dan masker yang diproduksi oleh bisnis yang dibangun Ananta, Pokana. Foto: dok. Pokana
Pada tahun 2014 produk-produk Pokana berhasil menembus pasar lokal yang sudah dikuasai pemain-pemain besar. Belajar dari komplain pasar Korea yang teliti, serta didukung dengan passion yang kuat untuk menganalisis dan memahami produk, Ananta akhirnya bisa memasarkan produk Pokana di negeri sendiri.
“Produk popok yang kami produksi ada 2 tipe. Pertama yaitu dengan konsep popok Surprise design popok yang mempunyai banyak motif. Kedua adalah popok premium Super Boys and Girls, popok unik yang mempunyai kemasan tersendiri di setiap helai popoknya. Membuat popok ini lebih higienis dan praktis untuk traveling,” jelas Ananta.
Celah pasar popok di Indonesia punya tingkat kesulitannya cukup tinggi. Banyak trial and error yang dikembangkan untuk menciptakan popok yang bisa dipercaya oleh konsumen. Karenanya, untuk menjaga kepercayaan pasar, Ananta selalu fokus pada kualitas dan kepuasan konsumen.
Baginya, konsumen adalah kunci. Ananta bilang, brand baru seperti Pokana perlu punya inovasi yang cepat, kemampuan memahami pasar, dan fokus untuk selalu memberikan sesuatu yang berbeda.
Sekarang, produk popok Pokana sudah dapat ditemukan di toko-toko tradisional dan toko modern. Pokana juga sudah merambah ke pasar online, agar masyarakat bisa mendapatkan produk menjadi lebih mudah.
“Hanya order dari tempat, produk bisa langsung diantar tanpa harus repot antri,” katanya

Bisnis Masker Medis Ananta, Mulai dari Pokana Peduli

Di awal terjadi pandemi, yaitu 2022, PT Tata Global Sentosa Tasen milik Ananta tergerak untuk membantu masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan masker medis yang sangat langka. Indonesia kekurangan masker medis yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berbagai jenis dan ukuran masker Pokana. Foto: dok. Pokana
Ananta bercerita, motivasi memproduksi masker awalnya berasal dari gerakan Pokana Peduli yang turut prihatin terhadap kondisi pandemi di Indonesia. Menurutnya, tindakan ampuh untuk membatasi persebaran virus ini tak ada opsi efektif selain menggunakan masker. Namun, masker yang ditemui di pasaran saat ini banyak yang tidak terstandar dan masyarakat pun tidak mendapatkan edukasi yang benar terkait hal itu.
“Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 95 persen,” jelas Ananta.
Untuk itu, perusahaannya melakukan investasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung yang tidak jauh dari pabrik popok miliknya.
Masker medis produksi PT Tata Global Sentosa Tasen tidak sekadar bersandar pada peluang besarnya kebutuhan masker lantaran terjangan pandemi COVID-19, tapi juga memperhatikan kualitas, keamanan, serta efektifitas masker yang diproduksi.
“Tidak sekadar namanya masker medis, tetapi benar-benar diproduksi dengan standar medis. Semua masker medis distandarisasi sesuai untuk negara Eropa dan memiliki sertifikat CE dan FDA. Kami juga sudah mendapat sertifikasi standar ISO MEDIC 13485–2016 , ISO 9001–2015 dan ISO 10993–2018, serta SNI. Produk Indonesia dengan standar internasional,” paparnya
Ananta juga menambahkan, sekarang di Indonesia sedang diangkat isu polusi udara yang cukup tinggi di area perkotaan.
“Kita tetap harus waspada Ketika keluar rumah dengan tetap menggunakan masker. Karena banyak sekali dampak buruk akibat dari polusi udara yang sedang terjadi saat ini,” pungkasnya.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio