Suntik Rp 3,7 T, Freeport Tambah Saham di PT Smelting Jadi 65 Persen

27 Maret 2023 21:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Freeport Indonesia (PTFI) menerima kunjungan kerja Komisi VI DPR RI di area proyek pembangunan smelter Manyar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Jumat (24/2/2023). Foto: Freeport Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
PT Freeport Indonesia (PTFI) menerima kunjungan kerja Komisi VI DPR RI di area proyek pembangunan smelter Manyar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Jumat (24/2/2023). Foto: Freeport Indonesia
ADVERTISEMENT
PT Freeport Indonesia (PTFI) menambah kepemilikan saham di PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, menjadi 65 persen. Perusahaan harus menggelontorkan investasi USD 250 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan penambahan saham di PT Smelting bagian dari upaya perusahaan mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) di tambang Freeport, Papua. Sementara Mitsubishi menjadi pemegang saham minoritas.
"Jadi memang ini kami meminta PT Smelting lakukan ekspansi untuk memenuhi kewajiban kami dalam IUPK. Intinya, yang tadinya (saham) 39,5 persen, dengan USD 250 juta dikonversi menjadi saham kami 66 persen," kata dia dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (27/3).
PT Smelting merupakan perusahaan smelter atau pengolahan murni tembaga. Setelah proses divestasi selesai, kedua perusahaan sepakat bikin skema bisnis baru secara penuh. Targetnya 2024.
Dengan mekanisme, kata Tony, bakal memberikan keluasan bagi PT Freeport untuk melaksanakan seluruh proses pemasaran hingga kuasa penuh terhadap kontrak produk sampingan seperti lumpur anoda, asam sulfat, terak tembaga dan tembaga telurida. Sementara kegiatan perdagangan tembaga katoda dilakukan oleh PT Smelting hingga 2023.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami mayoritas, yang mengendalikan PTFI," ujarnya.
Freeport sendiri tengah membangun smelter yang ada di Manyar, Gresik. Hingga Februari 2023, progres pembangunannya telah mencapai 51,7 persen sesuai kurva-S yang disetujui pemerintah.
Keberadaan smelter ini diharapkan bisa menggenjot produksi konsentrat tembaga Freeport agar lebih memiliki nilai tambah. Tahun ini, Freeport mendapatkan izin mengekspor konsentrat tembaga 2,3 juta ton.