Surplus Neraca Dagang April 2025 Diproyeksi Menyusut Imbas Libur Panjang Lebaran

2 Juni 2025 9:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Surplus Neraca Dagang April 2025 Diproyeksi Menyusut Imbas Libur Panjang Lebaran
Selain libur panjang Idulfitri, turunnya harga komoditas ekspor utama juga diproyeksi bikin suprlus neraca dagang RI menyusut.
kumparanBISNIS
Ilustrasi neraca perdagangan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi neraca perdagangan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Surplus perdagangan Indonesia pada April 2025 diprediksi melemah dibandingkan bulan sebelumnya, seiring dampak libur panjang Idulfitri dan tren penurunan harga komoditas ekspor utama. Meski demikian, neraca masih diperkirakan tetap berada di zona surplus.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan menyempit menjadi USD 3,10 miliar dari USD 4,33 miliar pada Maret 2025. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan ekspor dan impor akibat faktor musiman.
“Surplus perdagangan Indonesia diperkirakan akan menyusut pada April 2025, dipengaruhi oleh liburan Idul Fitri,” ujar Josua kepada kumparan, Senin (2/6).
Ia menjelaskan, aktivitas ekspor dan impor biasanya melambat selama periode libur Lebaran, dan kali ini diperparah oleh harga komoditas yang lebih lemah.
Ekspor Indonesia pada April diprediksi mengalami kontraksi sebesar 9,22 persen secara bulanan (month-to-month), meskipun secara tahunan masih tumbuh positif sebesar 7,60 persen. Selain faktor musiman, harga komoditas seperti CPO dan batu bara yang lebih lemah juga turut menekan kinerja ekspor.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, impor diperkirakan turun 4,83 persen secara bulanan, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,57 persen. Meski menurun, kontraksi impor lebih kecil dibandingkan ekspor. Hal ini disebabkan oleh percepatan aktivitas impor sebelum pemberlakuan tarif balasan dari Amerika Serikat terhadap barang-barang China.
Kapal tunda melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Josua mencatat, ekspor dari China ke Indonesia bahkan menunjukkan peningkatan signifikan di bulan April.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan surplus April akan berada di kisaran USD 2,70 miliar, juga turun dari bulan sebelumnya. Ia menilai moderasi harga komoditas seperti batu bara, CPO, dan nikel menjadi pendorong utama penurunan ekspor.
“Neraca perdagangan diperkirakan mencatat surplus sebesar USD 2,70 miliar pada April 2025 dari USD 4,33 miliar pada Maret 2025, sejalan dengan moderasi ekspor akibat penurunan harga komoditas,” kata Andry.
ADVERTISEMENT
Meski secara bulanan ekspor melemah 11,8 persen, pertumbuhan tahunan tetap positif 4,6 persen.
Dari sisi impor, Andry melihat penurunan sebesar 5,8 persen mom, dipengaruhi oleh normalisasi pasca-Ramadan serta aktivitas industri yang belum pulih sepenuhnya.
“Sementara itu, aktivitas industri yang melemah (PMI manufaktur 46,7) dan normalisasi impor pasca Ramadan dan Idulfitri kami perkirakan menjadi faktor yang mendorong impor turun secara bulanan,” jelasnya.