Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Susi, yang akrab dengan istilah ‘Tenggelamkan’ ini sengaja bagi-bagi kapal kepada nelayan di Pandeglang, Banten. Kapal yang dibagikan Susi merupakan hasil kerjanya saat menjadi pembicara.
Lalu, bagaimana momen saat Susi membagikan kapal kepada para nelayan?
Nelayan kaget dikejar Susi, ternyata diberi kapal
Momen mengagetkan terjadi saat Susi tengah menyelam dan paddling di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Minggu (17/11). Usai paddling, Susi melihat salah satu nelayan melaut menggunakan kapal yang belum menggunakan mesin tempel.
Susi lalu memerintahkan tim mengejar kapal tersebut. Setelah momen kejar-kejaran selama hampir lima menit, kapal Susi pun berhasil menyusul.
Susi segera menghampiri sang nelayan, dan meminta kapalnya diganti dengan yang dibawanya.
"Bapak tahu saya?" ujar Susi.
ADVERTISEMENT
"Tahu Bu, Ibu Susi," jawab nelayan yang diketahui bernama Adtomi itu. Ia awalnya sempat takut saat dikejar dua kapal.
"Bapak kapalnya saya minta ya, Bapak pilih kapal saya yang mana, itu udah mesin tempel mesinnya," ujar Susi kemudian.
"Ini kapal inisiatif dari saya, saya dapat hadiah dari ngomong dari acara-acara, rezeki orang saleh," sambungnya.
Adtomi tampak masih kaget atas peristiwa yang terjadi yang begitu cepat itu. Setelah diam sejenak, ia memutuskan memilih kapal berwarna biru bertuliskan Susi Pudjiastuti.
Kebahagiaan nelayan yang dapat kapal dari Susi
Dua orang yang sedang melaut yaitu Adtomi, nelayan Kampung Sawah, dan Mulyani nelayan dari Bodur, dicegat langsung oleh Susi. Mereka kemudian diminta memberikan kapalnya, untuk diganti dengan kapal baru yang dibawa Susi.
ADVERTISEMENT
Adtomi melaut dengan menggunakan kapal bermesin jenis lama. Sementara Mul menggunakan kapal yang masih didayung, tanpa mesin.
Raut bahagia nampak dari wajah kedua nelayan itu saat memindahkan alat tangkap dari perahu mereka ke kapal yang baru saja menjadi milik mereka.
"Bagus kapalnya, kapal saya masih pakai dayung," ujar Mul takjub sembari memindahkan alat tangkap ke kapal kuning bertuliskan Pandu Laut Nusantara dan Susi Pudjiastuti.
Sementara Adtomi, langsung belajar menyalakan mesin kapal berkekuatan 15 PK itu. Ia duduk di atas kapal barunya sembari mematut-matut bagian dalam kapal yang dua kali lebih besar dari perahunya.
"Terima kasih Ibu Susi dan Pandu Laut Nusantara. Saya dikasih perahu bagus," tutur Adtomi.
Ada 5 kapal yang diserahkan Susi untuk Nelayan di Tanjung Lesung
ADVERTISEMENT
Pencarian nelayan yang bakal diberikan kapal itu telah berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (16/11). Prosesnya pun cukup unik, tiga nelayan sebelumnya didatangi langsung oleh Susi bersama tim ke Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur.
Setelah diwawancarai diam-diam, nelayan yang merupakan korban tsunami Selat Sunda akhir tahun lalu itu, dirasa layak menerima kapal.
Sementara dua nelayan lainnya, didapat secara spontan. Susi mencegat mereka saat tengah melaut, lantas meminta mereka menukar kapalnya dengan yang dibawa Susi.
"Jukungnya saya titipin, terus dirawat ya, Pak. Jangan sampai nanti enggak dirawat. Nanti saya ke sini lagi, bisa minggu depan bisa bulan depan," ujar Susi saat menyerahkan kapal.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat berterima kasih Bu, mudah-mudahan rezeki Ibu lancar. Sangat bermanfaat buat kami nelayan, kami jaga baik-baik," jawab Nana, salah satu nelayan.
Susi Bakal lanjut bagikan 27 kapal ke Lampung hingga Palu
Setelah membagikan kapal untuk nelayan di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Susi masih akan lanjut dengan kegiatan yang istilahnya dinamakan "tukar guling".
Saat ini, pendiri dan pemilik maskapai Susi Air tersebut mengaku masih ada puluhan kapal yang akan ia bagikan. Tempat yang dituju wilayah-wilayah terdampak bencana tsunami seperti Lampung dan Palu.
"Lampung. Minggu depan Palu atau Lampung dulu, belum pasti. (Ada) 27 (kapal) semuanya, yang sudah siap di Natuna ada 22 kapal," jelas Susi.
Usai penyerahan kapal, Susi Pudjiastuti mengaku cara tukar guling ini lebih efektif ketimbang menyalurkan lewat instansi. Susi menilai lebih baik menyerahkan sendiri agar tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya masih menyalurkan nanti dengan cara begini. Yang enggak punya, dikasih perahu kayu. Yang sudah punya, dikasih perahu fiber. Itulah peningkatan," jelasnya.