Taiwan Temukan Zat Pemicu Kanker di Mi Instan Asal RI dan Malaysia

25 April 2023 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan mi instan di Alfamidi Jati Padang.  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deretan mi instan di Alfamidi Jati Padang. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Taiwan menemukan dua produk mi instan asal Indonesia dan Malaysia yang dijual di Taiwan mengandung zat pemicu kanker. Produk tersebut adalah Indomie: Special Chicken Flavor (Indomie: Rasa Ayam Spesial) dan Ah Lai White Curry Noodles (Mie Kari Putih Ah Lai) dari Malaysia.
ADVERTISEMENT
Departemen Kesehatan Taiwan mengumumkan temuan tersebut pada Senin 24 April 2023 saat merilis tentang pemeriksaan mi instan yang tersedia di Taipei tahun 2023.
Dikutip dari Malaysia Now yang mengutip Channel News Asia, Selasa (25/4), Departemen tersebut menemukan kandungan etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia dalam dua produk mi instan itu.
Limfoma adalah kanker yang memengaruhi kelenjar getah bening. Sedangkan, leukemia adalah kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang.
"Pengecer yang tidak ditentukan dari mana sampel dikumpulkan telah diminta untuk menarik dua produk dari rak penjualan mereka, dan importir produk akan didenda antara NT$ 60.000 (Rp 29,2 juta) dan NT$ 200 juta (Rp 97.4 miliar)," kata Departemen Kesehatan Taiwan.
Kemasan unik mi instan yang viral. Foto: Twitter @cucofansclub
Menurut informasi di situs web Toxic and Chemical Substances Bureau (Biro Zat Beracun dan Kimia) di bawah Cabinet-level Environmental Protection Administration (Administrasi Perlindungan Lingkungan Tingkat Kabinet), etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup.
ADVERTISEMENT
Selain menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata siapa saja yang bersentuhan dengan zat tersebut dan bahkan memicu cacat lahir dan keturunan.
Chen Yi-ting, yang mengepalai Divisi Makanan dan Obat-obatan Departemen Kesehatan Taipei, mengatakan inspeksi mi instan dilakukan dengan memilih secara acak 30 produk dari supermarket, toko serba ada, hypermarket, pasar basah tradisional, toko makanan Asia Tenggara, dan importir grosir di kota.