Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Tambah Moda Transportasi Publik, 8 Bus Listrik di Bandung Mulai Beroperasi
24 Desember 2022 19:17 WIB
·
waktu baca 3 menit![Penampakan bus listrik yang menjadi tambahan moda transportasi publik di Hotel Preanger, Sabtu (24/12/2022). Foto: Sinar Utami/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gn1y5pxyacgac8abc6zr7gy3.jpg)
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meresmikan 8 bus listrik yang menjadi tambahan moda transportasi publik, Sabtu, (24/12). Armada bus itu diberikan oleh pemerintah pusat pasca digunakan pada KTT G20, November 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Emil, sapaan akrabnya, menganggap dengan adanya bus listrik dapat menggaet masyarakat Bandung untuk menggunakan transportasi publik. Sebab, Emil mengeklaim sebanyak 84 persen mayoritas penduduk Bandung Raya menggunakan kendaraan pribadi.
“Menyampaikan berita gembira. Masterplan sistem transportasi massal Bandung Raya sudah dimulai secara aktif hari ini. Karena mayoritas dari penduduk cekungan Bandung ini menggunakan transportasi pribadi kurang lebih hampir 84 persen,” ucap Emil ditemui di Hotel Preanger.
Sehingga diharapkan mampu mengurai kemacetan di wilayah Bandung Raya. Adapun nantinya bus listrik tersebut akan merobek jalanan meliputi wilayah Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
“Dalam hitungan 20-30 tahun, kalau ini dibiarkan maka pas keluar rumah semua sudah kena macet. Kalau ada yang tanya solusinya apa, salah satunya mari perlahan-lahan mengubah gaya hidup—pindah ke transportasi publik,” ucap Emil.
ADVERTISEMENT
Emil akui struktur jalanan di wilayah Bandung Raya cukup kecil,berkelok, dan berbukit, sehingga menjadi kendala dalam menyuguhkan transportasi publik seperti bus.
Karena itu, setelah meluncurkan bus listrik atau Bus Rapid Transit (BRT), pihaknya akan membuka rute angkutan regional di kawasan Bandung Raya menggunakan Lintas Rel Terpadu (LRT) dan cable car sebagai opsi melewati rute yang berbukit.
Emil pun meminta kepala daerah se-Bandung Raya guna menyepakati anggaran guna operasional bus listrik pada awal tahun 2023. Ia berharap adanya bus listrik menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan bagi masyarakat, khususnya kemacetan.
“Awal Januari para kepala daerah, walikota Bandung, Cimahi, Bupati Bandung dan Sumedang akan menghimpun untuk menyepakati anggaran, komitmen, operasional dan lain-lain, berbarengan dengan lahirnya dan mulai bekerjanya Badan Pengelola Cekungan Bandung. Perpresnya sudah turun, nanti di bulan depan sudah ada Direktur Utama atau CO,” ucap Emil.
ADVERTISEMENT
Konversi Angkot ke Bus pada 2023
Sementara itu, Emil mengungkapkan program konversi angkot ke bus akan dimulai pada 2023 secara bertahap. Pasalnya, masih banyak permasalahan sosial yang harus diatasi. Kendati demikian, hal itu dilakukan guna memecah masalah kemacetan di Bandung Raya.
“Mulai 2023. Tapi saya belum bisa bilang mulai kapan, tapi intinya kita lakukan bertahap dan kita paham rilisan rute bus aja banyak dinamika sosial, premanisme,” ucap Emil.
Emil pun meminta para sopir angkot agar tetap tenang, karena mereka akan dilibatkan dalam transportasi publik, termasuk menjadi sopir bus.
“Nanti semua ekosistem angkot dikonversi ke bus dan sopir angkotnya bagian dari konsorsium transportasi publik. Waktu jadi sopir angkot pendapatannya x nanti dengan sistem ini pendapatannya tetap X, hanya berubah dari nyetir angkot jadi nyetir bus,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Arif Syamsul Ma’arif