Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Tambal Pembengkakan Whoosh, Utang KAI dari China Sudah Cair Rp 6,9 Triliun
13 Februari 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI baru saja menandatangani perjanjian fasilitas dengan China Development Bank (CDB) untuk pembiayaan cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dana tersebut diterima KAI pada 7 Februari yang lalu.
ADVERTISEMENT
Mengutip informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI ) pencairan terbagi menjadi dua tahap. Pertama, untuk Fasilitas A sebesar USD 230.995.000 atau sekitar Rp 3,60 triliun (kurs Rp 15.600).
Kemudian untuk Fasilitas B sebesar RMB ekuivalen dengan USD 217.080.000 atau setara dengan Rp 3,38 triliun. Jika diakumulasikan, total dana yang diterima KAI sekitar Rp 6,98 triliun.
"Pencairan tersebut langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada tanggal 7 Februari 2024," tulis keterangan tersebut, dikutip Selasa (13/2).
Melalui pinjaman tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kewajiban pembayaran utang kepada China Development Bank.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan dana utang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan segera cair. Utang baru ini dibutuhkan karena nilai proyek bengkak.
ADVERTISEMENT
Pihak Indonesia dengan China telah menandatangani angka yang disepakati untuk pinjaman ini. Meski begitu, dia belum membocorkan nominal pinjaman tersebut.
“Angkanya (nominal pinjaman) saya lupa berapa, tapi sudah tanda tangan. Sudah mau cair,” tuturnya di gedung Waskita Rajawali Tower, Jakarta pada Senin (8/1).
Adapun, melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 tahun 2023, pemerintah memberikan jaminan atas utang untuk menutupi pembengkakan biaya (cost overrun) proyek KCJB.
Namun Tiko menegaskan utang tersebut bukan dibayar dari APBN, melainkan pihak PT KAI (Persero) sebagai pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang memberikan tambahan modal serta melakukan pinjaman kepada CDB.
Lebih lanjut, pihak konsorsium Indonesia dan China telah menyepakati total pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung disepakati mencapai USD 1,2 miliar atau setara Rp 18,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari pembengkakan biaya tersebut, USD 560 juta atau sekitar Rp 8,34 triliun adalah utang dari CDB kepada konsorsium Indonesia. Sedangkan sisanya USD 640 juta ditanggung konsorsium China. China juga minta utang itu dijamin APBN Indonesia.
PT KAI sendiri telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tambahan modal. PMN KAI yang telah dicairkan untuk penambahan modal KCIC senilai Rp 3,2 triliun.