Tingkatkan Produksi hingga Kurangi Utang, Holding BUMN Sawit Siap IPO di 2023

7 Desember 2022 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menargetkan holding BUMN di sektor kelapa sawit, Palm Co, dapat melantai di bursa saham atau initial publik offering (IPO) di pertengahan 2023 mendatang.
ADVERTISEMENT
Adapun holding ini masih dalam tahap pembentukan yang ditargetkan rampung di akhir tahun 2022. Pahala menuturkan, holding ini menggabungkan beberapa kebun kelapa sawit milik N3, N4-N6, dan N13, dan melalui joint operation akan mengoperasikan kebun sawit yang dimiliki PTPN II dan PTPN XIV.
"Kami harapkan dengan penggabungan kebun kelapa sawit tersebut menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dengan total operasi kebun sebanyak hampir 640.000 hektare di seluruh Indonesia," ujar Pahala saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/12).
Pahala menambahkan, dengan penggabungan kebun kelapa sawit tersebut dapat mengalahkan perusahaan Sime Darby Plantation di Malaysia yang mengoperasikan kebun kelapa sawit sebesar 580.000 hektare.
Lebih lanjut, dia menuturkan rencana integrasi dan IPO Palm Co memiliki beberapa tujuan, yaitu optimalisasi nilai melalui penggabungan anak usaha Palm Co dengan kapitalisasi berkisar Rp 40-60 triliun. Pihaknya juga berharap Palm Co mengembangkan portofolio ESG dan ketahanan pangan.
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
Selain itu, IPO ini diharapkan dapat meningkatkan sustainability keuangan perusahaan, yaitu ekuitas perusahaan naik menjadi Rp 6-8 triliun. Dana IPO ini juga akan digunakan untuk mengurangi utang yang sudah mencapai Rp 42 triliun, dan memperkuat struktur permodalan PTPN dan Palm Co.
ADVERTISEMENT
Pahala juga memaparkan tiga kegiatan strategis utama dari IPO Palm Co. Pertama, target peningkatan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) sebanyak 1,2 kali lipat dari 2,67 juta ton menjadi 3,3 juta ton per tahun.
"Meningkatkan hilirisasi bagi produksi minyak goreng, kami harap sumber dana digunakan meningkatkan kapasitas produksi minyak goreng PTPN, dengan meningkat sebanyak 4 kali lipat dari saat ini 460.000 ton menjadi 1,8 juta ton per tahun," kata dia.
Kemudian, IPO Palm Co dibantu perbankan, BPDPKS, dan modal PTPN dapat mendukung program peremajaan sawit rakyat, di mana saat ini sudah teridentifikasi 120.000 pertani dan keluarga yang dapat terbantu dengan program penanaman kembali ini, dengan total luas 60.000-70.000 hektar.
"Akselerasi pengembangan energi baru terbarukan (EBT), saat ini pemerintah berencana melakukan upaya peningkatan ketahanan energi biofuel, salah satunya Pome dan Fame untuk blending B30 menjadi B40 atau B50," jelas Pahala.
ADVERTISEMENT
Selain biofuel, Pahala juga menyebutkan bio CNG dan biogas menjadi dua inisiatif lain dari Palm Co untuk mengembangkan EBT dengan total belanja modal atau capex sebesar Rp 2 triliun.
Adapun terkait peta jalan pembentukan dan IPO Palm Co, Pahala berharap penyelesaian Peraturan Pemerintah (PP) terkait pembentukan holding bisa rampung di akhir tahun 2022.
"Dilanjutkan dengan persiapan dokumentasi untuk IPO Palm Co, kami harap registrasi pelaksanaan IPO bisa dilakukan di kuartal II tahun 2023 nanti, closing pelaksanaan IPO bisa dilaksanakan antara bulan Juni sampai Agustus tahun 2023," pungkas Pahala.