Tips Mengelola Gaji agar Cukup Sampai Akhir Bulan

25 April 2019 7:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang Indonesia, Rupiah. Foto: Reuters/Thomas White
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Indonesia, Rupiah. Foto: Reuters/Thomas White
ADVERTISEMENT
Menjadikan gaji cukup sampai akhir bulan, tentu tak selalu mudah. Bukan saja akibat tuntutan kebutuhan yang kian membengkak, pengelolaan keuangan yang kurang bijak pun bisa jadi sebab.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana cara agar gaji cukup sampai penghujung bulan? Dan apa saja hal-hal yang perlu diwaspadai sebagai penyebab kebocoran anggaran bulanan? Berikut tipsnya.
Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Indarto, mengatakan dasar yang perlu diperhatikan dalam pengaturan gaji adalah mindset. Dalam hal ini, berapa pun sisa uang bulanan diupayakan harus bisa fleksibel dengan pemenuhan kebutuhan.
“Harus mikir dulu, ini bakal cukup, jadi dicukup-cukupkan,” katanya kepada kumparan, Kamis (25/4).
Di sisi lain, Eko menekankan agar tetap memegang prinsip mengatur uang sesuai prioritas. Yaitu, berurut dari kewajiban, kebutuhan, dan keinginan.
Pengaturan itu, kata dia, idealnya memang dilakukan saat awal gajian. Namun, saat akhir bulan pun menyaring pemenuhan prioritas juga penting dilakukan. Sehingga, upayakan untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendesak serta penting terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
“Bayar dulu kewajiban utang dan bayar tagihan, kemudian alokasikan untuk berbagai kebutuhan pokok dan penting kemudian baru sisanya untuk keinginan,” ujarnya.
Di saat akhir bulan, Eko juga menyarankan agar lebih ketat mengatur keuangan dan tak lupa berhemat. Misalnya saja, membatasi keinginan-keinginan seperti nongkrong yang bisa menguras dompet.
Petugas menghitung pecahan uang rupiah Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
“Maksimal itu 2 kali saja per bulan. Jangan asal nongkrong juga, tapi yang bisa memberi manfaat seperti menjalin relasi," lanjutnya.
Upaya lain, menurutnya perlu juga mencari inisiatif cara agar kebutuhan bisa terpenuhi dengan uang yang tersedia. Semisal, mencari diskonan untuk barang yang dibutuhkan hingga membeli barang berdasar manfaatnya alias tidak hanya gengsi pada brand tertentu.
“Misal dari yang nomor satu jadi nomor dua misalnya. Dari mungkin produknya A sangat tergantung merek sekarang mereknya nomor dua tapi dengan manfaat yang sama,”
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, saat anggaran memang tak mencukupi hingga akhir bulan maka Ia membolehkan untuk meminjam uang tabungan. Dengan catatan, harus ditambal pada bulan berikutnya dan jumlah "utang" itupun harus kian mengecil dari waktu ke waktu. Artinya, jangan dijadikan kebiasaan mudah membobol tabungan saat gaji tak mencukupi sampai akhir bulan.
“Jika tiap bulan kalau dia harus mengambil uang tabungan, maka dipaksakan supaya makin lama makin sedikit, makin mengecil,” tandasnya.