Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tips Mengelola Keuangan bagi Pekerja Pemula
1 Oktober 2018 8:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Baru saja mendapat gaji pertama, bisa jadi hal yang menyenangkan sekaligus membingungkan. Gembira karena sebagai fresh graduate sudah bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri. Namun, bisa bingung karena belum terbiasa atau bahkan belum tahu cara pengelolaan keuangan.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang acapkali dirasakan oleh seorang pekerja pemula (first jobber). Agar gaji tak hanya singgah sebentar dalam genggaman, maka tips pengelolaan keuangan bagi pekerja pemula perlu diperhatikan.
Perencana Keuangan Eko Endarto mengatakan, hal pertama yang mesti dilakukan adalah merancang prioritas kebutuhan.
“Jadi diatur dulu nih apa aja pengeluarannya, pertama adalah untuk membayar utang kalau dia punya utang,” ujar Eko ketika dihubungi kumparan, Senin (1/10).
Tak dipungkiri, pekerja pemula kerap kali mengeluarkan modal yang cukup besar di awal saat memulai pekerjaan pertama. Hal itulah menurut Eko yang tak jarang menjadikan pekerja pemula memiliki utang. Kendati demikian, Ia mengingatkan agar membatasi kemampuan dalam melakukan pinjaman.
“Utang maksimal 30 persen dari penghasilan nantinya,” imbuh Founder Finansia Consulting itu.
ADVERTISEMENT
Utang tersebut juga bisa berarti tagihan yang memang tak bisa diganggu gugat. Seperti, tagihan kos, listrik, internet bulanan, dan lainnya.
Selanjutnya, proteksi untuk menyiapkan hal-hal yang tak diinginkan juga perlu dipikirkan oleh pekerja pemula yaitu minimal 10 persen dari gaji yang didapat.
Tak kalah penting, investasi juga mulai perlu dipikirkan bagi pekerja pemula yakni sebesar minimal 10 persen.
“Sebenarnya karena mereka masih muda harus berani ngambil risiko. Selain emas, bisa ke saham, kalau mereka tahu. Ke saham atau emas sudah cukup baguslah,” ucapnya.
Sementara, sisa gaji yang masih sekitar 50 persen menurut Eko perlu dialokasikan untuk operasional kebutuhan sehari-hari.
Eko menyarankan agar membuat pembagian dana menjadi mingguan. Semisal, sisa alokasi gaji untuk kebutuhan yaitu Rp 3 juta maka perlu tiap minggu dianggarkan Rp 750.000.
ADVERTISEMENT
“Kalau minggu ini banyak pengeluaran, maka bisa diganti minggu selanjutnya lebih kecil,” katanya.
Cara itu cukup berguna untuk menekan gaya hidup yang mungkin saja tak terkendali.
“Jadi gaya hidup konsumtif seperlunya, kan sudah dialokasikan sesuai prioritas tadi,” pungkasnya.