Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Transjakarta Operasikan 52 Unit Bus Listrik untuk Kurangi Polusi Udara di DKI
23 Agustus 2023 17:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
PT Transportasi Jakarta mengungkapkan saat ini Transjakarta sudah mengoperasikan 52 unit bus listrik di Jakarta. Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta, Daud Joseph, menyebut bus penggunaan armada listrik untuk angkutan umum ini sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kita sudah selesai uji coba dan sudah memenuhi standar, itu sudah ada dari 4 pabrikan dan saat ini yang sudah mengaspal di jalan transjakarta sudah ada 52 bus listrik," kata Joseph saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (23/8).
Joseph menyebut bahwa puluhan bus listrik tersebut dioperasikan khusus tiga rute di wilayah Jakarta Selatan. Selama uji coba pengoperasian armada listrik, pihaknya turut memantau apakah jumlah emisi yang dikeluarkan Transjakarta listrik dapat mengurangi polusi di Jakarta Selatan.
"Bus-bus listrik ini beroperasi di tiga rute yang kita khususkan di satu wilayah yakni Jakarta Selatan untuk kita pantau emisi yang dikeluarkan apakah sudah bisa berkontribusi terhadap penurunan polusi di wilayah tersebut," ungkap Joseph.
ADVERTISEMENT
Tiga rute yang dilayani Transjakarta tersebut yakni, rute Universitas Indonesia-Lebak Bulus, rute Kampung Rambutan-Lebak Bulus, dan Pondok Labu-Blok M. Dari ketiga rute tersebut, Joseph menyebut rute Universitas Indonesia-Lebak Bulus mencatat okupansi tertinggi dengan 8 ribu pelanggan per hari.
"Rute ini sangat padat, setiap harinya melayani 8 ribu pelanggan, kemudian rute Kampung Rambutan ke Lebak Bulus dan pelanggannya juga antusias karena kawasan berkembang yakni rute TB Simatupang yang sepanjang jalan sudah mulai menjamur gedung perkotaan," ungkap Joseph.
Namun di sisi lain, Joseph mengungkapkan bahwa pihaknya belum memutuskan untuk mengganti seluruh armada saat ini yang berjumlah 4 ribu unit dengan bus listrik. Sebab, biaya operasional bus listrik lebih mahal 2,5 kali lipat dibanding kendaraan solar.
ADVERTISEMENT
"jadi sebagai informasi ke rekan-rekan ya bahwa kendaraan listrik itu saat ini yang tersedia di Indonesia kendaraannya itu harganya sekitar 2,5x lebih mahal daripada kendaraan Solar. Jadi cicilannya itu lebih mahal sebetulnya," kata Joseph.
Namun, ia tak memungkiri bahwa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi polusi Jakarta. "Dan yang kedua karena pemerintah memberikan dukungan biaya bahan bakar listriknya itu lebih murah. Sehingga diharapkan untuk mengkompensasi kemahalan harga beli busnya, biaya operasional bahan bakar listriknya lebih murah," tutur dia.
Sebelumnya, Transjakarta berencana menambah 100 unit bus listrik pada tahun ini. Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza menyebut dimintai masukan oleh Kemenkomarves terkait pengelolaan dan pengoperasian bus listrik. Menurutnya yang paling berat ialah biaya investasinya.
ADVERTISEMENT
"Yang menjadi konsen kita di bus listrik saat ini biaya investasi ini masih cukup besar. Jadi satu, harus dibutuhkan intervensi dari lembaga pembiayaan, sehingga prosesnya itu tidak membebani operator yang akan masuk," ungkap Welfizon.
Welfizon menerangkan pengadaan bus listrik lebih mahal dibanding bus berbahan bakar solar, selisihnya mencapai 30 persen. Oleh karena itu ia berharap ada kebijakan yang meringankan dalam pengadaannya.
"Bus listrik ini kan sekarang kita bayar perhitungan 30 persen lebih mahal dibandingkan dengan solar. Kami mencoba mencari alternatif, ya, karena harusnya insentif-insentif itu kan dari semua lembaga instansi juga memberikan dukungan," tutur Welfizon.