UMKM Binaan BSI Ini Punya Omzet Rp 50 Juta per Bulan, Produk Diekspor ke India

23 Juli 2024 18:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopra putih milik UMKM binaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, CV Aflaha Coconut Mandiri Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kopra putih milik UMKM binaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, CV Aflaha Coconut Mandiri Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UMKM binaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, CV Aflaha Coconut Mandiri, mengantongi omzet senilai Rp 50 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Alfaha Coconut Mandiri menjual kopra putih, kopra hitam dan arang tempurung. Pemilik CV Aflaha Coconut Mandiri, Muhammad Adit Sophian, mengatakan penjualan kopra berkontribusi besar terhadap total pendapatan.
“Omzet Rp 50 juta per bulan, tapi bersihnya saja,” ujar Adit saat ditemui di CV Aflaha Coconut Mandiri, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (23/7).
CV Aflaha Coconut Mandiri menjadi salah satu UMKM yang sudah berhasil mengekspor kopra ke India. Ada dua jenis kopra yang diminati oleh pasar internasional, yaitu kopra putih dan kopra hitam.
“Normal ke India kirim 1-2 kontainer, masing-masing 25 ton per bulan. Kopra hitam berhenti sementara, kopra putih masih ekspor terus,” tutur Adit.
Kopra putih milik UMKM binaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, CV Aflaha Coconut Mandiri Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Adit telah mendapat dua kali pembiayaan ke BSI sejak Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah belum merger pada tahun 2018. Alasannya, Adit berminat mengajukan pinjaman di bank syariah terbesar dibanding berbagai bank konvensional.
ADVERTISEMENT
Adit juga menyebut bisnisnya tidak terdampak pandemi COVID-19. Namun demikian, usahanya terdampak akibat ketersediaan kontainer.
“Saat COVID-19 memang terasa dampaknya di usaha kita, karena terbengkalai di ekspor karena kontainer untuk angkut barang enggak ada,” imbuh Adit.
Ke depannya, Adit ingin perusahaannya tidak lagi hanya mengekspor bahan baku kopra saja, tapi juga hasil-hasil olahan kelapa lainnya seperti minyak kelapa.
Perusahaan membeli langsung kelapa-kelapa dari petani yang ada di Sulawesi Selatan. Selanjutnya, kelapa-kelapa tersebut diproses dan dijadikan kopra yang siap ekspor.