UMKM Bisa Makin Berkembang di Tengah Pandemi COVID-19, Simak Upayanya

27 Juli 2021 18:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-BRI mendorong agar para pelaku UMKM melek teknologi sehingga mampu menjadi teknopreneur. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
com-BRI mendorong agar para pelaku UMKM melek teknologi sehingga mampu menjadi teknopreneur. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19. Namun demikian, pemerintah menilai UMKM justru memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di saat ini.
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan, UMKM bahkan bisa menjadi jalan keluar dari resesi ekonomi yang melanda Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya bersama agar UMKM kembali bangkit.
“UMKM bisa jadi jalan keluar resesi ekonomi. Tapi upaya pengembangan UMKM ini harus dilakukan bersama, tidak akan berkembang baik tidak memiliki akses pasar dan pengembangan produk yang baik,” ujar Teten dalam webinar DSC, Rabu (27/7).
Dia melanjutkan, upaya yang perlu dilakukan UMKM tersebut salah satunya ada kolaborasi dengan berbagai pihak maupun produk. Dengan cara ini, kata Teten, UMKM bisa menggali potensi untuk semakin berkembang.
Sementara upaya dari pemerintah adalah memberikan insentif maupun bantuan agar di masa pandemi ini para pelaku usaha tersebut bisa bertahan. Di tahun ini, pemerintah memberikan bantuan kepada pelaku UMKM melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di antaranya yaitu subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan non KUR dengan target 17,8 juta UMKM.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga memiliki Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) dengan target 12,8 juta pelaku usaha mikro, serta Belanja Imbal Jasa penjaminan untuk UMKM dan Koperasi. Selain itu, pemerintah juga memberikan penjaminan loss limit UMKM dan korporasi, Penyertaan Modal Negara untuk 6 BUMN seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Lembaga Pengelolaan Investasi (LPI).
Menurut Teten, pemerintah juga akan menyalurkan bantuan bagi satu juta pelaku usaha mikro, seperti pedagang PKL dan warung. Nilai bantuan tersebut sebesar Rp 1,2 juta untuk masing-masing pelaku usaha.
Penyalurannya akan dilakukan oleh Polri dan TNI selaku KPA. Untuk itu, pihaknya akan bersinergi dengan dinas yang membidangi Koperasi dan UKM, untuk melakukan pendataan pelaku usaha yang akan menerima.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, jumlah masyarakat di Indonesia yang berwirausaha juga lebih sedikit. Hal ini dilihat dari rasio kewirausahaan Indonesia yang juga masih rendah.
Rasio kewirausahaan Indonesia pada tahun lalu hanya 3,47 persen, lebih rendah dibandingkan negara lain di ASEAN. Thailand memiliki rasio kewirausahaan 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Singapura 8,76 persen.
“Karena itu, SDM jadi faktor penting untuk wujudkan target rasio kewirausahaan agar terus meningkat. Ini sebagai potensi bagi UMKM untuk meningkatkan kualitas melalui berbagai pelatihan, pelatihan teknis, profesional,” jelas Teten.
Tenant kuliner di Jakarta Halal Things 2019. Foto: Toshiko/kumparan
Selain pemerintah, perbankan juga turut mendorong UMKM. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Juni 2021, perbankan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1.150 triliun ke UMKM. Angka ini mencapai 20,5 persen dari keseluruhan kredit perbankan.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, jumlah UMKM saat ini menembus 65,5 juta pelaku usaha, yang dapat menyerap sekitar 120 juta tenaga kerja. UMKM berperan penting dalam perekonomian nasional. Pangsanya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 7.304 triliun atau 57,1 persen.
“UMKM selama ini juga menyumbang kinerja ekspor nonmigas. Share-nya 15,7 persen atau kurang lebih sekitar USD 339,2 miliar per tahun," jelasnya.
Ia melanjutkan, potensi UMKM juga tidak hanya berkontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, ekspor, atau pun penyaluran kredit perbankan. Melainkan juga terhadap perkembangan digital.
"Dalam masa pandemi ini, digitalisasi menjadi salah satu potensi yang memang kita angkat dari UMKM. Sebab, di tengah pandemi digitalisasi UMKM meningkat di tengah mobilitas yang menurun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mentor Nasional Diplomat Success Challenge (DSC), Helga Angelina, menjelaskan pandemi ini bisa dilihat sebagai hal positif. Di situasi saat ini, banyak masyarakat yang memulai bisnisnya dan memasarkannya ke berbagai marketplace.
“Tips bisa bertahan di tengah pandemi yaitu, menyalurkan energi stres karena kepepet jadi kreatif, kolaborasi bareng, maju, improve bisnis kita, dan ketiga memang harus punya semangat yang enggak gampang padam. Jangan gampang menyerah," katanya.
Program Initiator DSC, Edric Chandra, menuturkan bahwa energi positif untuk para wirausahawan harus disalurkan agar mampu berjuang melewati tantangan selama pandemi. Hal ini juga bisa membantu untuk mendorong pengembangan bisnis para pelaku usaha.
"Segala yang online di Indonesia sudah cukup maju. Apalagi dengan ditambah kurir online, ini membantu banget," tambahnya.
ADVERTISEMENT