Untung Besar! Perusahaan Migas Global, BP, Catat Rekor dalam 14 Tahun

3 Agustus 2022 9:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo perusahaan minyak global, BP. Foto: REUTERS/Toby Melville
zoom-in-whitePerbesar
Logo perusahaan minyak global, BP. Foto: REUTERS/Toby Melville
ADVERTISEMENT
Perusahaan migas (minyak dan gas) global berbasis di Inggris, BP, meraup untung besar sebesar USD 8,45 miliar untuk kuartal II 2022. Laba perusahaan setara Rp 125,8 triliun itu merupakan rekor tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (3/8), lonjakan keuntungan tersebut ditopang oleh tingginya harga energi termasuk minyak dan gas yang diproduksi BP. "Perusahaan berjalan dengan baik dan terus menguat. Kami memiliki momentum strategis yang nyata," kata CEO BP, Bernard Looney, kepada Reuters.
Tak hanya BP, gejolak harga juga menguntungkan perusahaan energi global lainnya seperti Saudi Aramco (Arab Saudi), Shell (Inggris), Exxon (Amerika Serikat), Chevron (Amerika Serikat), dan Total (Prancis). Hal ini mendorong negara-negara Barat mewacanakan pajak lebih besar, sehingga dana itu bisa mensubsidi masyarakat yang kepayahan membayar harga energi.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sebelumnya mengecam perusahaan-perusahaan minyak negaranya yang dianggap tak peduli dengan beban masyarakat. Mereka menikmati untung besar dari harga minyak, gas, dan komoditas energi lainnya yang naik tinggi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
Dari untung besar yang diraih, BP dilaporkan akan menggelontorkan dividen kepada para pemegang saham. Selain itu, belanja modal (Capital Expenditure/Capex) juga akan ditingkatkan. Termasuk untuk membiayai pengembangan energi baru terbarukan.
Looney yang menjabat CEO BP sejak 2020, pernah berjanji mempercepat transformasi bisnis BP dari bahan bakar fosil (minyak) ke energi terbarukan. Dia menyatakan, perusahaan akan meningkatkan belanja modal untuk energi baru sebesar USD 500 juta.
"Kami akan mengarahkan lebih banyak investasi ke hidrokarbon untuk membantu keamanan energi dalam waktu dekat," kata Looney. "Kami mungkin akan mengarahkan sekitar setengah miliar dolar untuk hidrokarbon."
BP berencana untuk mempertahankan belanja modal perusahaan, dalam kisaran USD 14 miliar hingga USD 15 miliar. BP meningkatkan dividennya sebesar 10 persen menjadi 6,006 sen per saham, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 4 persen.
ADVERTISEMENT