Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Inggris tercatat secara resmi berpisah dari Uni Eropa per 31 Januari 2021. Negara yang tercatat 47 tahun menjadi anggota blok ekonomi ini keluar setelah melakukan referendum sejak tahun 2016.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag, Olvy Andrianita, menilai peristiwa ini merupakan momentum yang akan memudahkan Indonesia dalam perdagangan bilateral.
"Kita punya peluang cukup besar, dengan post brexit ini justru memudahkan Indonesia masuk ke pasar Eropa," ujar Olvy dalam virtual conference, Kamis (18/2).
Tiga komoditas hasil pertanian itu menurutnya saat ini punya peluang yang bagus. Sebab konsumsi kopi, teh dan kakao di Inggris Raya mengalami kenaikan sejak pandemi COVID-19.
Khusus untuk teh, Olvi membeberkan ada 3 jenis yang bakal dipasarkan ke Inggris. Selain white tea dan black tea, ia yakin infusion tea juga akan menjadi salah satu andalan ekspor.
ADVERTISEMENT
"Kita juga melihat geliat pasar Inggris juga tidak pernah pudar ya, selalu tumbuh. Justru sekarang bersaing antara kopi, teh dan coklat," sambungnya.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan, juga meyakini hal senada. Atas dasar itu, Kemendag bakal memaksimalkan ekspor ketiga komoditas.
Saat ini, katanya, Indonesia masih tertinggal jauh dari Vietnam dalam kinerja ekspor khusus untuk kopi. Vietnam menempati posisi keempat sebagai pemasok kopi ke Inggris, sementara Indonesia berada di posisi sebelas.
"Kita masih banyak kesempatan, dalam catatan kita masih kalah dari Vietnam sebagai pemasok besar ke Inggris. Kementerian akan memaksimalkan potensi pasar kopi yang marketnya Inggris Raya dan seluruh Uni Eropa," pungkas Kasan.