Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
ADVERTISEMENT
Pendiri yang juga CEO SoftBank , Masayoshi Son, menyebut investasi yang dilakukannya ke startup berbagi ruang kerja, WeWork, adalah hal bodoh.
ADVERTISEMENT
Komentar itu disampaikan Masayoshi, setelah SoftBank memvaluasi WeWork saat ini hanya senilai USD 2,9 miliar. Posisi itu hanya sekitar 5 persen dari valuasi yang diklaim WeWork pada tahun lalu, yakni sebesar USD 47 miliar.
"Kami membuat kegagalan dalam investasi di WeWork dan saya telah mengakui beberapa kali, bahwa saya bodoh," kata Masayoshi seperti dilansir CNBC, Senin (18/5).
WeWork belum berkomentar terkait pernyataan Masayoshi Son tersebut.
Selama ini, SoftBank telah dipuji karena investasi yang besar dan cerdas. Perusahaan itu membangun reputasi dengan mendanai besar-besaran raksasa teknologi China, Alibaba. Tapi reputasi SoftBank mulai mendapat pukulan pada 2019, ketika dua dari perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund, yakni Uber dan WeWork, gagal mencapai target valuasi saat melakukan IPO.
Pada Januari 2019, SoftBank menyuntikkan dana USD 2 miliar ke WeWork. Saat itu WeWork diklaim memiliki valuasi USD 47 miliar dan akan dinaikkan jadi USD 100 miliar melalui penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO).
ADVERTISEMENT
Tapi valuasi WeWork terus merosot, ketika investor dan analis terus menelisik kondisi keuangan perusahaan.
Secara bisnis, WeWork diprediksi menderita kerugian besar akibat pandemi virus corona. Pasalnya, kerja berbagai ruang dianggap melanggar social distancing dan berisiko menularkan virus corona. Selain itu, banyak orang kita bekerja dari rumah ketimbang dari perkantoran.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 13:58 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini