VinFast dan Renault Siap Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia

29 Maret 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Renault. Foto: dok. Asia Nikkei
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Renault. Foto: dok. Asia Nikkei
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut ada dua perusahaan mobil listrik global siap membangun pabrik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sekarang (yang sudah di Indonesia) jenisnya ada 4. Wuling ada 2, kemudian Hyundai baru 1, Chery sudah masuk, OMODA. Baru empat jenis," kata Agus saat media gathering di kediamannya di Kompleks Widya Chandra, Kamis (28/3) malam.
Pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan banyak produsen mobil listrik. Kata Agus, Indonesia semakin diminati seiring dengan kemampuan Indonesia memproduksi sendiri baterai listrik yang ditargetkan produksi perdana di April nanti.
"Tapi kita sudah melakukan banyak pembicaraan dengan pihak lain dan ada yang sudah sangat serius. Itu Renault. Vietnam juga, itu VinFast," sambung Agus.
Bahkan perusahaan mobil listrik asal Vietnam itu kata Agus saat ini sedang mencari lahan untuk investasi mereka. "Dari Eropa, Renault juga kita sudah bicara dan mereka siap untuk investasi EV di Indonesia. Mereka sudah komitmen," sambung Agus.
ADVERTISEMENT
Dalam rilis Kementerian Perindustrian (Kemenperin) disebutkan telah menyatakan komitmennya menggelontorkan investasi tahap pertama USD 200 juta untuk tahap awal pembangunan pabrik di Indonesia mulai tahun 2024.
Untuk membangun pabriknya di Indonesia VinFast membutuhkan lahan seluas 240 hektare. Adapun total kapasitas pabrik akan mencapai 50.000 unit per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000-3.000 orang. Pabrik ini akan beroperasi pada tahun 2026.
Menperin Agus Gumiwang. Foto: Dok. Kemenperin
Minta Kemudahan Tes Pasar
Agus bilang secara umum tidak ada permintaan insentif tambahan dari dua produsen mobil tersebut untuk investasi di Indonesia. Menurutnya pemerintah sudah menyediakan semua insentif-insentf yang dibutuhkan bagi industri.
"Mereka waktu itu menunggu Permenperin yang terakhir saya tanda tangani berkaitan dengan cara hitung TKDN. Makannya kita adjust yang berkaitan dengan kalau enggak salah dengan insentif untuk tes pasar," kata Agus.
ADVERTISEMENT
Beberapa kebijakan pemerintah di sektor ini meliputi insentif bea masuk atas impor KBLBB roda empat sebesar 0 persen baik dalam bentuk Utuh/Completely Built Up (CBU) dan Terurai lengkap/Completely Knocked Down (CKD), serta insentif PPnBM untuk KBLBB roda empat.
"Jadi mereka minta agar mereka bisa memasukkan beberapa jumlah produk dengan jenis yang sama tapi mereka diberikan untuk tes pasar. Itu saja. Jadi kita sudah kasih semua insentif, enggak ada lagi yang mereka minta, semua sudah ada di dalam kebijakan," pungkas Agus.
Adapun mobil listrik VinFast dengan setir kanan, di antaranya VF 5 dan VF 6, akan memasuki pasar di Indonesia pada tahun ini. Hal itu untuk uji pasar dengan CBU impor, melalui fasilitas pajak bea masuk 0 persen dan pajak barang mewah 0 persen sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Investasi (BKPM) Nomor 6 Tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada tahap produksi, perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas tarif 0 persen untuk skema impor Completely Knock Down (CKD) atau Incompletely Knock Down (IKD) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2023. Selain itu, fasilitas Pajak Barang Mewah 0 persen juga dapat dimanfaatkan, jika mencapai persyaratan minimum kandungan lokal sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No 79 Tahun 2023.