Viral Anak Sipit di Uang Rupiah Khusus Dibilang China, Ini Kata BI Sebenarnya

18 Agustus 2020 11:43 WIB
Uang rupiah khusus Rp 75.000 diterbitkan Bank Indonesia untuk memperingati HUT ke-75 RI. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Uang rupiah khusus Rp 75.000 diterbitkan Bank Indonesia untuk memperingati HUT ke-75 RI. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Uang rupiah khusus Rp 75.000 resmi diterbitkan Bank Indonesia bersamaan dengan peringatan HUT ke-75 RI pada Senin (17/8). Uang tersebut ramai diburu masyarakat, khususnya peminat numismatika atau koleksi uang.
ADVERTISEMENT
Keramaian lain yang menjadi perbincangan masyarakat, adalah soal desain dan gambar pada uang rupiah khusus Rp 75.000 tersebut. Salah satunya gambar anak bermata sipit pada bagian belakang uang tersebut.
Mengutip penjelasan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, pada bagian muka terdapat gambar pasangan proklamator kemerdekaan Indonesia yakni Soekarno-Hatta. Penggunaan gambar mereka, sudah mendapat izin dari para ahli warisnya.
Sedangkan pada bagian belakang, ditampilkan ragam budaya, lalu tarian, daerah wisata, dan daerah lainnya. Hal ini untuk mempertegas kebhinnekaan sebagai aset bangsa.
Model pakaian adat suku Tidung di Kalimantan Utara jadi bagian dari uang rupiah khusus Rp 75.000. Foto: Dok. Istimewa
"Jadi tujuannya memperteguh kebhinnekaan yang diwujudkan dengan anak-anak, mewakili wilayah dari barat, tengah, dan timur. Termasuk pakaian adat, batik. Ini untuk menggambarkan kita selalu teguh kebhinnekaan," kata Rosmaya dalam konferensi pers secara online, Selasa (18/8).
ADVERTISEMENT
Pada bagian tengah bagian belakang uang rupiah khusus Rp 75.000 tersebut, terdapat seorang anak laki-laki bermata sipit. Pakaian yang dikenakan, mirip baju tradisional China yakni Cheongsam. Spekulasi pun sempat viral di media sosial, bahwa model yang ditampilkan adalah sosok anak China.
Tapi hal tersebut tegas dibantah Bank Indonesia.
"Ada yang bertanya itu kok sepertinya dari Tiongkok? Itu bukan, tapi itu baju dari Kalimantan Utara, baju Tidung. Ini proses pemilihannya sudah bicarakan dengan budayawan dan kita berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat. Juga dengan UPT adat suku Tidung di Kalimantan Utara," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang pada Bank Indonesia, Marlison Hakim.
Dia menambahkan, pemilihan pakaian adat daerah tersebut berdasarkan koordinasi dan FGD atau focused group discussion. Termasuk dengan Pemerintah Daerah dan verifikasi sampai Kepala Dinas Pendidikan setempat.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: