Virtue Dragon, Pernah Heboh Datangkan TKA China Kini Digoyang Unjuk Rasa

15 Desember 2020 10:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja mengambil bijih nikel. Foto: reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja mengambil bijih nikel. Foto: reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, kembali menjadi sorotan. Pada Senin (14/12), ribuan buruh VDNI melakukan aksi demonstrasi yang berujung bentrok hingga pembakaran fasilitas perusahaan. Dilansir dari Kendarinesia, mereka menuntut kenaikan gaji dan kejelasan status pekerja yang masa kerjanya sudah lebih dari 36 bulan.
ADVERTISEMENT
VDNI sebelumnya pada April 2020 lalu juga sempat memantik polemik karena mendatangkan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di tengah pandemi COVID-19.
VDNI ialah perusahaan tambang sekaligus pemain penting dalam industri nikel di Indonesia. Dengan suntikan awal dari China First Heavy Industries, perusahaan milik pemerintah China, VDNI menggelontorkan dana USD 6 miliar atau Rp 86 triliun untuk berinvestasi di Konawe. Ia menguasai 2.253 hektare lahan di kabupaten itu, dan berambisi membangun smelter terbesar di Indonesia.
Presiden Direktur VDNI, Andrew Zhu Mingdong, baru berumur 27 tahun ketika tiba di Indonesia pada 2014. Usia yang amat muda untuk menduduki pucuk jabatan di perusahaan tambang ambisius.
Virtue Dragon ialah cabang perusahaan Jiangsu Delong Nickel Co., Ltd., produsen logam China yang didirikan Dai Guofang, mertua Zhu, pengusaha baja kawakan di China yang pernah dipenjara akibat penggelapan pajak dan pembelian tanah ilegal, yang menurut Zhu lebih karena permainan politik.
Presiden Direktur PT Virtue Dragon Nickel Industry, Andrew Zhu. Foto: Linkedin/Andrew Zhu
Meski sempat dibui, kiprah Dai Guofang di industri nikel dan baja tak redup. Setelah bebas, ia mendirikan Jiangsu Delong Nickel Co., Ltd. pada 2010 dan menggaet menantunya, Andrew Zhu, untuk mengamankan bisnis perusahaan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Desember 2016, kepada Nikkei Asian Review di Jakarta, Zhu membeberkan targetnya untuk mencapai kapasitas produksi nickel pig iron 600.000 ton di Indonesia pada akhir 2017.
Masih dalam wawancara dengan Nikkei Asian Review, Zhu juga menyinggung rencana perusahaannya menyaingi Tsingshan Holding Group Co., Ltd.—sesama produsen stainless steel asal China—yang berniat memproduksi 900.000 ton NPI pada 2017.
“Kami (Jiangsu Delong Nickel Co., Ltd. dan Tsingshan Holding Group Co., Ltd.) adalah dua pemain besar di pasar nikel China,” kata Zhu.
Proyek smelter, pabrik baja, dan berbagai sarana penunjangnya di Konawe diperkirakan melibatkan 1.000 tenaga kerja Indonesia dan 2.000–3.000 TKA China. Menurut Zhu, perusahaannya akan mengurangi jumlah pekerja China secara bertahap.
“Ini kan teknologinya dari China. Untuk setiap tenaga ahli dari China, ada 7-8 tenaga kerja lokal yang mendampingi. Jadi ada ahli teknologi. Lalu putra-putra terbaik Sulawesi dikirim ke Tiongkok untuk belajar. Periode pertama, 2018-2019, sudah berangkat 125 orang (pekerja lokal) ke Tiongkok, pulangnya jadi teknisi senior,” kata External Affairs Manager PT VDNI, Indrayanto, Senin (29/6).
ADVERTISEMENT