Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wacana Pengembangan Stasiun Whoosh Kopo, MTI: Waktu Tempuh Jadi Lebih Lama
27 Desember 2023 18:44 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai wacana penambahan stasiun kereta cepat Whoosh Kopo, Kota Bandung, akan membuat waktu tempuh perjalanan KA tersebut menjadi bertambah. Padahal, waktu tempuh inilah kelebihan yang diandalkan Whoosh .
ADVERTISEMENT
Ketua Umum MTI Tory Damantoro mengatakan penambahan stasiun tersebut akan membuat laju Whoosh menjadi lebih lambat karena ada tambahan pemberhentian dan aktivitas turun naik penumpang.
“Untuk kereta cepat, ini andalannya cepat, dan kemudian track off-nya semakin banyak stasiunnya akan memperlambat total (waktu) perjalanannya," kata Tory dalam konferensi pers MTI di Stasiun KCIC Halim, Jakarta pada Rabu (27/12).
Terlebih menurutnya, posisi Stasiun Kopo ini, nantinya akan berdekatan dengan dua stasiun Whoosh yang kini sudah beroperasi, yaitu Stasiun Padalarang dan Tegalluar.
Sehingga, ketimbang menambah stasiun Whoosh yang berlokasi di Kopo, MTI lebih menyarankan KAI untuk melakukan elektrifikasi di angkutan kereta api yang saat ini sudah ada di Bandung.
Elektrifikasi ini akan mendorong terintegrasinya kereta cepat Whoosh dengan angkutan angkutan perkotaan Bandung lainnya.
ADVERTISEMENT
“Ada (kereta) dari Bandung ke Padalarang, Cimahi ke Padalarang. Segera dibikinkan elektrifikasi sehingga nantinya bisa digunakan seperti KRL Jabodetabek. Itu kami dorong lebih make sense daripada menambah stasiun baru dengan jarak berdekatan yang mengurangi kecepatan yang merupakan fitur utama dari kereta cepat,” saran Tory.
Dengan demikian, frekuensi dan kecepatan kereta perkotaan yang ada di Bandung dapat lebih ditingkatkan lagi dengan elektrifikasi, di samping terintegrasinya angkutan-angkutan perkotaan tersebut dengan kereta cepat Whoosh.
“Dimaksimalkan Padalarang dengan elektrifikasi sehingga bisa lebih cepat,” tutup Tory.
Sementara itu, penumpang tujuan Bandung, Kevin, memandang adanya penambahan stasiun kereta cepat di Kopo akan menjadi kabar baik bagi penumpang yang bertujuan ke Kota Bandung.
“Lumayan ngebantu (penumpang), jadi lebih dekat ke kota (Bandung)-nya, bagus,” kata Kevin saat ditemui di Stasiun KCIC Halim, pada Rabu (27/12).
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk saat ini, demi mendukung konektivitas Kereta Cepat Whoosh, KAI menyediakan layanan Kereta Api Feeder yang berhenti di Stasiun Padalarang, Stasiun Cimahi, dan Stasiun Bandung.
Dalam catatan kumparan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mempertimbangkan usulan pemerintah terkait pengembangan stasiun kereta api cepat Jakarta Bandung (KCJB) Whoosh baru di daerah Kopo, Bandung.
Usulan itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, dalam diskusi bersama KCIC, PT Kereta Api Indonesia (KAI), serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan.
“Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujar Moeldoko melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (2/12).
ADVERTISEMENT
Moeldoko juga menilai harus ada upaya peningkatan konektivitas dengan mempertimbangkan kenyamanan yang akan didapat oleh penumpang KCJB. Salah satunya ketersediaan kursi di kereta feeder saat sudah sampai di Stasiun Padalarang.
“Pentingkan untuk kenyamanan penumpang, agar tidak berhenti hanya di stasiun Padalarang serta Tegalluar,” imbuhnya.
Moeldoko menambahkan, KSP akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait dalam mengkaji kemungkinan penambahan stasiun kereta api cepat.