Wall Street & Dolar AS Menguat Usai Biden vs Trump Debat Perdana

28 Juni 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat Partai Demokrat, Presiden AS Joe Biden, dan kandidat Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump, berdiri di podium mereka pada awal debat presiden di Atlanta, Georgia, AS, Kamis (27/6/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat Partai Demokrat, Presiden AS Joe Biden, dan kandidat Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump, berdiri di podium mereka pada awal debat presiden di Atlanta, Georgia, AS, Kamis (27/6/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Saham berjangka Amerika Serikat (AS) dan dolar menguat di awal perdagangan Asia, Jumat (28/6). Penguatan ini terjadi ketika kandidat pemilihan presiden tahun 2024 Joe Biden dan Donald Trump menjalani debat pertama mereka.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, para investor mengantisipasi bahwa kepemimpinan Trump. Investor percaya di bawah kepemimpinan Trump, pajak perusahaan akan lebih rendah, hubungan dagang yang lebih ketat. Hal ini menyebabkan harga saham serta imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.
"Indeks Wall Street telah merangkak naik selama beberapa jam terakhir, yang dapat dianggap sebagai tanda bahwa Trump telah melakukan hal yang lebih baik. Seperti yang kita semua tahu bahwa dia ramah terhadap Wall Street," kata Matt Simpson, Analis Pasar Senior di City Index di Brisbane.
Dolar AS naik ke level tertinggi 10 hari terhadap peso Meksiko MXN dan naik terhadap mata uang sensitif perdagangan lainnya, termasuk dolar Kanada CAD.
Saham berjangka memperpanjang kenaikan seiring perdebatan berlangsung. Dengan S&P 500 E-minis EScv1 naik 0,3 persen dan Nasdaq 100 E-minis NQcv1 naik 0,46 persen.
ADVERTISEMENT
Indeks acuan Tiongkok CSI300 .CSI300 naik tipis 0,4 persen sementara Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) datar ketika dua kandidat presiden AS memperdebatkan tarif terhadap Tiongkok. Dalam hal ini, Trump mengkritik Biden karena tidak berbuat lebih banyak.

Berdebat soal Inflasi hingga Pengangguran

Presiden AS Joe Biden berbicara saat berpartisipasi dalam debat presiden pertama pemilu 2024 dengan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump di studio CNN di Atlanta, Georgia, Sabtu (28/6/2024). Foto: Marco Bello/REUTERS
Suara Biden terdengar serak dan ragu-ragu, beberapa kali tersandung kata-katanya selama setengah jam pertama debat. Trump melontarkan serangan demi serangan termasuk mengenai cara Biden menangani perekonomian, meskipun pemeriksa fakta menganggap banyak komentarnya menyesatkan atau salah.
Biden mengakui bahwa inflasi telah mendorong harga-harga jauh lebih tinggi dibandingkan pada awal masa jabatannya. Namun ia mengatakan bahwa ia layak mendapat pujian karena berhasil memulihkan keadaan setelah pandemi virus corona.
Trump menegaskan bahwa dia telah membuat perekonomian AS terbesar dalam sejarah negara. Ia mengaku telah mengambil tindakan untuk mencegah kejatuhan ekonomi yang lebih dalam saat COVID-19.
ADVERTISEMENT
Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di perusahaan pembayaran Corpay di Toronto, mengatakan Biden menunjukkan kinerja yang buruk yang telah memicu peningkatan tajam dalam peluang kemenangan Trump.
"Ini berarti jatuhnya mata uang yang sensitif terhadap perdagangan," katanya.
Baik Biden maupun Trump mendukung sikap perdagangan yang keras dengan menerapkan dan mengancam tarif, khususnya terhadap Tiongkok. Namun investor ragu mengenai dampak tarif terhadap inflasi.
Pasar prediksi online PredictIt Pasar pemilihan umum presiden tahun 2024 menunjukkan peluang Biden turun menjadi 39 persen dari 45 persen sehari sebelumnya, sementara peluang Trump naik menjadi 61 persen dari 55 persen.
Imbal hasil Treasury AS sedikit naik, dengan obligasi 10-tahun US10YT RR naik 2 basis poin menjadi 4,313 persen dan 5 basis poin lebih tinggi untuk minggu ini tetapi sejauh ini masih turun 20 basis poin untuk bulan Juni.
Kandidat Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump, berbicara saat menghadiri debat presiden dengan kandidat Partai Demokrat, Presiden AS Joe Biden, di Atlanta, Georgia, AS, Kamis (27/6/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Analis di JPMorgan mencatat bahwa tim Trump telah mengusulkan tarif impor dalam skala besar yang akan menaikkan harga. Sementara pembatasan imigrasi akan memberikan tekanan pada upah dan perpanjangan pemotongan pajak kemungkinan akan menambah utang pemerintah.
ADVERTISEMENT
“Investor melakukan lindung nilai terhadap perubahan yang lebih isolasionis di Amerika Serikat setelah pemilu November,” kata Schamotta dari Corpay.
Namun, beberapa investor memperingatkan agar tidak terlalu memikirkan pergerakan pasar saham berjangka.
"Kita masih dalam masa-masa awal dengan masih banyak hal yang harus dilakukan. Jangan berasumsi akan ada hasilnya," kata Tim Ghriskey, Ahli Strategi Portofolio Senior di Ingalls & Snyder.