Wall Street Ditutup Anjlok Usai Gagalnya Perang oleh Tentara Bayaran Rusia

27 Juni 2023 6:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder perusahaan militer swasta Wagner, Yevgeny Prigozhin Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Founder perusahaan militer swasta Wagner, Yevgeny Prigozhin Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Wall Street ditutup anjlok pada perdagangan Senin (26/6). Hal tersebut disebabkan oleh gagalnya perang yang dilakukan oleh tentara bayaran Rusia.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Selasa (27/6) Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 12,72 poin menjadi 33.714,71, S&P 500 (.SPX) kehilangan 19,51 poin, menjadi 4.328,82, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 156,74 poin menjadi 13.335,78.
Lebih lanjut, pemberontakan oleh tentara bayaran Rusia menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Presiden Vladimir Putin. Sementara Putin pada Senin mengucapkan terima kasih kepada tentara bayaran dan komandan yang mundur untuk menghindari pertumpahan darah.
Saham pertumbuhan termasuk di antara bobot terbesar pada indeks utama, dengan Meta Platforms Inc (META.O) , Alphabet Inc (GOOGL.O) dan Tesla Inc (TSLA.O) semuanya turun tajam.
Kepala Investasi BMO, Carol Schleif mengungkapkan Wall Street baru saja mengalami peningkatan secara tajam pada pekan lalu dengan Nasdaq yang mengalami kebaikan beruntun selama delapan minggu. Namun, di minggu ini Nasdaq menghentikan kenaikan tersebut setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan kenaikan suku bunga ke depan.
ADVERTISEMENT
"Rasanya belum semuanya jelas. "Tidak ada yang tahu seperti apa struktur kekuatan tertinggi di Rusia nantinya," kata Schleif.
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
"Pedagang mengalami kesulitan hari ini untuk mencari tahu apakah mereka ingin menjadi ofensif atau defensif sehingga mereka memiliki kaki di kedua kubu. Mereka tidak tahu ke arah mana pasar akan berayun," imbuhnya.
Tak hanya itu, ketidakpastian pasar saham global juga ditambah dengan musim pelaporan keuangan yang dilakukan pada minggu terakhir. Hal ini mendorong aksi ambil untung dalam saham-saham pertumbuhan yang telah meningkat tajam sepanjang tahun ini.
Di sisi lain, sejumlah data ekonomi termasuk pengukur inflasi utama, barang tahan lama dan indeks sentimen konsumen University of Michigan diharapkan minggu ini, serta pidato dari Powell yang dapat menyoroti rencana kenaikan suku bunga Fed.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar pembuat kebijakan melihat setidaknya dua kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) pada akhir tahun, meskipun para pedagang bertaruh hanya pada satu kenaikan di bulan Juli.