Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Wamenperin Sebut Jerman dan China Bakal Investasi Budidaya Bambu di RI
6 Maret 2025 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Investasi ini nantinya direncanakan akan memberdayakan sebanyak 20 ribu desa di Indonesia. Angka ini berkontribusi sekitar 26,4 persen dari total desa yang ada Indonesia yaitu 75.753 desa pada 2024, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Mereka menginginkan konsep budidayanya itu melibatkan masyarakat secara luas. Mereka membutuhkan sekitar kira-kira 20 ribu desa untuk bisa membudidayakan bambu,” kata Faisol dalam gelaran Indonesia International Furniture Expo (IFEX), Jakarta International Expo (JiExpo), Kamis (6/3).
Sehingga, menurut dia dengan banyaknya jumlah desa yang diberdayakan, maka akan banyak juga tenaga kerja yang diserap.
Investasi tersebut datang dari dua perusahaan, salah satunya Fujian Shuangyi Bamboo And Wood Development Co., Ltd yang berbasis di Nanping, China.
Menurut Faisol langkah ini diambil setelah adanya perang dagang antara Amerika Serikat-China. Kemudian Indonesia dipilih lantaran memiliki sumber daya bahan baku bambu yang besar, yaitu sekitar 9 juta batang bambu.
ADVERTISEMENT
Terlebih kualitas bambu Tanah Air dianggap lebih baik dari bambu produksi China, karena kekuatannya bisa menjadi bahan alternatif pengganti kayu. Salah satu dari 4 sampai 7 jenis bambu yang dilirik oleh investor tersebut adalah bambu betung.
“Mereka udah due diligence disini untuk melihat kualitas bambu di Indonesia. Mereka ingin memindahkan produksi furniture berbahan baku bambu. Dan yang selama ini mereka produksi di China untuk mensupport IKEA,” jelasnya.
Lebih lanjut Faisol menjelaskan, perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) ini nantinya akan berorientasi ekspor dan berbasis di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Mereka sudah menjajaki kerjasama disini untuk membuat perusahaan di dalam negeri bersama satu yayasan, dan yang teman-teman tahulah yang kemarin memproduksi sepeda bambu kelihatannya ini agak sangat serius,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga mendapatkan respon positif dari pemerintah di berbagai kementerian, termasuk Kemenko Bidang Perekonomian juga Kementerian Perindustrian.
Menurut dia, hal ini dikarenakan selain memanfaatkan sumber daya bambu yang melimpah di Tanah Air, bambu juga merupakan tanaman yang ramah lingkungan dengan masa tanam dan budidaya yang terbilang cepat. Sehingga pemanfaatannya mendukung aspek keberlanjutan.
‘Jadi mudah-mudahan dengan bahan baku yang kita melimpah seperti ini, itu kita bisa menjadi penyedia bahan baku bambu yang terbesar di dunia,” tuturnya.