Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Green Building dan Desa Binaan BSI di Aceh

30 Mei 2024 17:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simbolisasi peresmian Green Bulding BSI Aceh oleh Wapres Maruf Amin.  Foto: Wina Ramadhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Simbolisasi peresmian Green Bulding BSI Aceh oleh Wapres Maruf Amin. Foto: Wina Ramadhani/kumparan
Bank Syariah Indonesia (BSI) meresmikan Green Building dan Desa Binaan BSI di Kota Banda Aceh, Kamis (30/5).
Peresmian ini dilakukan langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan dihadiri Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Komisaris Utama BSI Muliaman D. Hadad, PJ Gubernur Aceh Bustami Hamzah, Wali Nangroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, beserta jajaran komisaris BSI.
Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin mengucapkan selamat atas pembangunan Landmark BSI di Aceh. Ia mengatakan bahwa Provinsi Aceh ibarat pintu dalam pengembangan keuangan syariah nasional, terutama di sektor perbankan syariah.
“Saya mengapresiasi, ternyata gedung BSI paling baik dan paling tinggi di Aceh. Maka saya bilang, syariah itu halal dan keren. Bukan halal tapi kumuh,” jelas Maruf.
Ma’ruf bilang, karena di Provinsi Aceh hanya bank syariah yang boleh tumbuh, peran bank syariah jadi sangat sentral. Ia berharap, layanan BSI di Aceh harus optimal sebagai pemain tunggal.
Wakil Presiden Republik Indonesia ini berpesan, agar BSI bisa terus meningkatkan peran dalam mendorong pembangunan ekosistem syariah dan Provinsi Aceh. Khususnya, pembiayaan UMKM daerah yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan. Ia pun menegaskan bahwa syariah dan bank syariah bersifat inklusif, tidak hanya untuk masyarakat muslim.
"Syariah itu bukan hanya akidah, bukan hanya ibadah, tetapi muamalah, juga menyangkut masalah ekonomi dan keuangan syariah. Syariah itu sifatnya membawa kemaslahatan, membawa hikmah," ujarnya.

Pertumbuhan dan Layanan BSI untuk Masyarakat Aceh

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BSI Hery Gunardi memaparkan, BSI bersyukur bisa terus mengiringi pembangunan daerah Serambi Mekkah ini.
“Saat ini secara tahunan aset BSI di Aceh tumbuh 13 persen (21 triliun), pembiayaan 14 persen (20 triliun). Dan yang menggembirakan, hampir 40 persen porsi pembiayaan di Aceh adalah untuk UMKM,” paparnya.
Untuk mendukung transaksi keuangan masyarakat sekaligus menjangkau masyarakat yang lebih luas di Provinsi Aceh, cabang BSI sudah ada 161 dengan lebih dari 700 mesin ATM.
Mengingat Provinsi Aceh akan menyelenggarakan PON, BSI akan menambah jumlah ATM mereka menjadi total 1.000 mesin. Sudah ada pula lebih dari 900 mesin EDC untuk merchant, 17 ribu agen BSI, dan 40 ribu QRIS.
“BSI juga berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh. Melihat potensi sektor perkebunan kopi arabika gayo dan minyak nilam, BSI menghadirkan dua cluster Desa Binaan BSI. Cluster Perkebunan kopi di daerah Gegerung dan Bener Meriah, serta cluster perkebunan nilam di Blang Mee,” kata Hery.
Tampak depan Green Building BSI Aceh. Foto: Wina Ramadhani/kumparan
Ini merupakan program kolaborasi antara BSI, BSI Maslahat, Baznas, Universitas Syiah Kuala, dan pemerintah Aceh dalam pengelolaan dana zakat perusahaan dan pegawai.
“Sebagai upaya mewujudkan komitmen mendukung pertumbuhan ekonomi di Aceh. Kami lakukan juga melakukan pembangunan Green Building BSI Aceh. Pembangunan berfokus pada ESG ini bekerja sama dengan PT PP Persero,” jelas Hery.
Gedung ini di berdiri di atas lahan seluas 4.187 meter persegi, dengan luas bangunan 17.322 meter persegi. Ada 8 lantai ke atas dan dua lantai ke bawah. Ornamen khas Aceh terlihat di pintu-pintu auditorium dan beberapa sudut lainnya.
BSI Landmark Aceh dibangun dengan mengurangi konsep green. Bahkan sudah mendapat penghargaan MURI sebagai Gedung Bank Syariah Pertama Penerapan Green Building, bersertifikat Gold.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio