Warga RI Kurang Piknik, Kalah dari Negara Asia Lainnya

12 Desember 2022 16:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga membersihkan papan selancar untuk disewakan kepada wisatawan di kawasan wisata Pantai Batu Bolong, Canggu, Badung, Bali, Senin (7/2/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Warga membersihkan papan selancar untuk disewakan kepada wisatawan di kawasan wisata Pantai Batu Bolong, Canggu, Badung, Bali, Senin (7/2/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Direktur SDM dan Digital PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Herdy Harman, mengungkapkan masyarakat Indonesia masuk ke dalam kategori penduduk jarang piknik. Hal ini berdasarkan data yang dirilis United Nation The World Tourism Organization (UNWTO) pada 2019.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data tersebut, rata-rata penduduk Indonesia melakukan perjalanan wisata domestik dalam setahun hanya 2,6 kali. Jumlah ini cukup rendah dibandingkan dengan jumlah perjalanan wisatawan negara lain di Asia, seperti Malaysia, China, hingga Jepang.
Direktur SDM dan Digital PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Herdy Harman. Foto: Bank BRI
"Indonesia penduduk jarang piknik dalam setahun data United Nation World Tourism Organization 2019, rata-rata setahun penduduk Indonesia cuma 2,6 kali bepergian. Compare jauh dengan masyarakat dunia lainnya," ujar Herdy dalam Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Senin (12/12).
Ia menyebutkan Australia melakukan perjalanan sebanyak 14,3 kali, Malaysia 10,3 kali, Korea Selatan 6,6 kali, China 5,7 kali, Jepang 4,7 kali dan Thailand 3,6 kali. Namun, posisi Indonesia masih lebih unggul dibanding Vietnam 1,7 kali, India 1,1 kali dan Filipina 1,0 kali.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Herdy meminta agar masyarakat Indonesia lebih meningkatkan perjalanannya. Ia melihat destinasi wisata dalam negeri memiliki potensi yang cukup baik.
"Kalau ini di-push (didorong), wisatawan nusantara 2023 bisa meningkat sampai 5 kali. Kalau ngomong stimulasi dampak dari data harga baru bisa kontri 18,4 persen. Potensi dalam negeri huge (besar) dari sense of business," pumgkasnya.