Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Minuman anggur atau wine barangkali tak identik dengan nama Indonesia. Sebab, biasanya sejumlah merek dari luar negeri yang justru dijadikan andalan.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti kita tak mampu menghasilkan produk wine . Sababay Winery buktinya. Minuman anggur ini justru dibuat dari anggur lokal di Bali.
Saat ditemui kumparan dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2019, Marketing Communication Sababay, Juliana menyebut, produk ini telah diekspor hingga berbagai negara.
“Kami ekspor sudah ke Singapura dan Vietnam,” katanya saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Jumat (18/10).
Dia bercerita, untuk membuat botol-botol wine ini pihaknya menggandeng sebanyak 5.000 petani anggur di Bali. Adapun lokasi pertaniannya terletak di kawasan Buleleng dengan luas areal sebesar 80 hektare (ha).
Juliana menuturkan, terciptanya ide wine ini lantaran sang pemilik, melihat potensi anggur yang tak bisa dimakan langsung tetapi harus diolah. Tidak hanya itu, harga anggur Bali juga sangat murah, hanya sekitar Rp 500 per kilogram (kg).
Namun, setelah Sababay Winery didirikan pada tahun 2010 lalu, nilai anggur tersebut naik capai Rp 10 ribu per kg.
ADVERTISEMENT
“Kalau sekarang harganya Rp 10 ribu per kg. Padahal dulu harganya hanya Rp 500 per kg. Dulu kan idenya kalau dibuat jus, paling hanya sekitar Rp 50 ribu per cup. Kalau dibuat wine kan nilai jualnya jadi tinggi,” tambahnya.
Namun, dia mengaku tidak mengetahui jumlah produksi wine per bulan. Yang pasti, untuk satu botol wine ini dijual dengan harga Rp 290 ribu hingga Rp 480 ribu.