Wisata dan Hotel Sepi Bikin Bisnis Jasa Anjing Keamanan Turut Terpukul

12 Agustus 2021 6:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pawang bersama anjing pelacak K9 Bali.  Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pawang bersama anjing pelacak K9 Bali. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Sepinya sektor wisata hingga perhotelan turut menekan jasa anjing pelacak. Sudah lebih dari setahun Lucky Taihuttu mesti bongkar celengan hingga menjual perhiasan demi menghidupi 50 ekor anjing pelacak miliknya.
ADVERTISEMENT
Jasa anjing pelacak K-9 itu sudah 6 tahun ia geluti. Pandawa Dewata Tigapuluh nama perusahaan jasa anjing pelacaknya, beroperasi di Bali yang memang menjadi salah satu jantung pariwisata.
Kepada kumparan, Lucky menceritakan ia kehilangan pendapatan lebih dari separuh dari hari normal. Tadinya, dia memiliki kontrak tetap dengan 3 hotel. Hanya bertahan satu sejak awal pandemi merebak, itupun dengan imbal jasa yang diturunkan jadi 50 persen. Akibatnya, ia kehilangan pemasukan ratusan juta rupiah per bulan dan terpaksa merumahkan puluhan pawang.
Bongkar Tabungan untuk Perawatan Anjing Pelacak
Buat menghidupi anjing-anjingnya, Lucky harus rela menguras seluruh isi tabungan. Sebab pemasukan yang tersisa 50 persen di satu hotel, tak lagi cukup buat gaji pawang plus biaya perawatan anjing-anjingnya.
ADVERTISEMENT
"Seluruh tabungan saya sudah hilang, seluruh simpanan dari mulai kecil-kecil, perhiasan habis sudah," cerita Lucky kepada kumparan, Selasa (10/8).
Buat memenuhi kebutuhan 50 ekor anjing ini, tiap bulannya Lucky mesti merogoh kocek Rp 9 juta buat membeli dog food kering. Ditambah dengan asupan gizi lainnya berupa daging ayam. Itupun sudah terpaksa dikurangi dari yang biasanya 200 kilogram menjadi 150 kilogram sebulan.
Dana yang dikeluarkan buat daging ayam ini berkisar antara Rp 5,5 juta. Sehingga buat makanan anjing, ia menghabiskan hampir Rp 15 juta sebulan.
Kehilangan Pendapatan Ratusan Juta Rupiah per Bulan
Tadinya, Pandawa Dewata Tigapuluh mengantongi kontrak kerja sama setidaknya dengan 3 hotel di Bali. Kini hanya menyisakan satu kontrak saja dan itu pun dengan pembayaran yang cuma 50 persen.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, dia mesti kehilangan penghasilan hingga ratusan juta rupiah per bulannya. Ini dihitung dari satu kontrak hotel biasanya biaya jasa berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 55 juta per bulan.
"Hari normal kita kurang lebih dapat nilainya sekitar hampir Rp 55 jutaan per bulan, tapi kurangnya saat ini 50 persen. dengan adanya pengurangan tersebut otomatis saya minus setiap bulan, dari mulai pandemi tahun lalu sampai hari ini," tuturnya.
PHK 33 Pawang Anjing Pelacak
Kehilangan omzet ini juga membuat Lucky kesulitan mempertahankan para pawang untuk tetap bekerja. Dari yang tadinya ada 40 pawang yang ia latih sendiri selama nyaris setahun, kini hanya tersisa 7 orang yang mampu dipekerjakan.
Lucky mempunyai sebanyak 50 ekor anjing K-9. Saat ini hanya 10 ekor yang bekerja didampingi 4 orang pawang di satu kontrak yang tersisa.
ADVERTISEMENT
"Pawang dari 40 orang sekarang tinggal 7 orang, sudah dirumahkan dari Maret tahun lalu. Untungnya mereka mendapatkan bantuan BPJS Ketenagakerjaan. Investasi hilang bukan karena anjing saja, tapi investasi ilmu pada mereka," jelas Lucky.