Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Yordania dan Thailand Tertarik Investasi Jagung di Indonesia
3 November 2018 19:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Permintaan jagung di Indonesia setiap tahun sangat besar. Pada tahun ini saja, konsumsi jagung Indonesia yang terdiri dari peternak, pabrik pakan ternak, konsumsi, hingga industri mencapai 18 juta ton. Sementara itu, produksinya mencapai 30 juta ton.
ADVERTISEMENT
Walau sudah surplus jagung, Indonesia tetap dilirik investor dari dalam dan luar negeri. Kementerian Pertanian mencatat, setidaknya ada 4 investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia untuk sektor perjagungan. Termasuk investor asal Yordania dan Thailand.
"Sekarang sudah banyak investor dalam dan luar untuk investasi budi daya, storage dan pengeringan. Sudah 4 perusahaan yang kami fasilitasi," ujar Sekjen Kementan Syukur Iwantoro saat ditemui di Kantor Kementan , Kawasan Ragunan, Jakarta, Sabtu (3/11).
Syukur menjelaskan bahwa investor asal Yordania tertarik membuka lahan perkebunan jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan investor asal Thailand sedang berusaha merangkul perusahaan asal Indonesia untuk membuka perkebunan jagung di Kalimantan Tengah atau Seram Barat. Sementara 2 investor lainnya adalah perusahaan lokal yang berencana akan membuka perkebunan jagung di Banggai (Sulawesi Tengah) dan Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
"Yang Banggai 20 ribu hektare dalam waktu 1 hari izin rekomendasi keluar. Sedangkan yang di Kaltim 25.000 hektare," sebutnya.
Syukur menyatakan Kementan akan melakukan pendampingan kepada para investor. Kementan juga akan mendukung ketersediaan lahan untuk melakukan pembibitan bagi para investor dengan total lahan yang dibutuhkan.
"Kita akan dorong terus, yang mereka (investor) banggakan ada pendampingan saat pengurusan izin," jelasnya.