Kementan: Bulog Pernah Rugi saat Impor Jagung di 2016

3 November 2018 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen jagung. (Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen jagung. (Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian memberikan rekomendasi impor sebanyak maksimal 100.000 ton jagung kepada Perum Bulog. Keputusan tersebut dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan peternak dan perusahaan pakan ternak mandiri.
ADVERTISEMENT
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, menyatakan bahwa keputusan impor jagung sebanyak 100 ribu ton sudah diperhitungkan secara hati-hati. Kementan tidak mau Perum Bulog mengalami kerugian seperti yang terjadi di tahun 2016 lalu.
Pejabat Kementan umumkan rencana impor maksimal 100 Ribu ton jagung, Sabtu (3/11/2018).  (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pejabat Kementan umumkan rencana impor maksimal 100 Ribu ton jagung, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Pada saat itu, Bulog menargetkan pengadaan jagung ex impor 2016 sebesar 200.000 ton itu mampu dihabiskan pada Februari 2017. Namun, hingga bulan Mei 2017 ternyata masih tersisa 69.200 ton. Penurunan kualitas jagung akibat lamanya tersimpan di gudang yang kurang memadai dikhawatirkan mengeluarkan senyawa racun (aflatoksin). Kondisi ini yang bikin jagung tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan konsumsi sebagai bahan baku pakan ternak dan tak terjual.
"Tahun 2016, Bulog sampai rugi setelah dibeli tapi tidak diserap," ungkap Ketut saat ditemui di Kantor Kementan, Kawasan Ragunan, Jakarta, Sabtu (3/11).
ADVERTISEMENT
Maka perhitungan pun dilakukan. Angka 100.000 ton dianggap pas karena tidak terlalu besar dan cukup memenuhi kebutuhan peternak dan pabrik pakan ternak mandiri di akhir tahun.
Selain itu, Kementan juga menggelar audiensi kepada peternak dan pabrik pakan ternak mandiri. Isi audiensi tersebut adalah mewajibkan mereka untuk menghabiskan jagung impor yang sudah didatangkan oleh Bulog.
"Ada perjanjian untuk menyerap habis itu. Kalau tidak habis Bulog pasti rugi," tegasnya.
Ketut mengungkapkan pada tahun ini kebutuhan jagung bagi peternak mandiri sebanyak 210 ribu ton per bulan atau 2,5 juta per tahun. Sedangkan kebutuhan jagung untuk pabrik pakan ternak mandiri mencapai 650 ribu ton per bulan atau 7,760 juta per tahun.
"Kenapa hanya maksimal 100 ribu ton? karena sudah berdasarkan hitungan sampai Desember dengan prediksi di Januari sudah panen. Jangan sampai mengganggu panen petani jagung kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT