Yusuf Mansur soal MLM Haram: Kami Kurang Silaturahmi

12 Maret 2019 19:23 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dialog Interaktif APLI ‘MLM Itu Halal atau Haram?” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dialog Interaktif APLI ‘MLM Itu Halal atau Haram?” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Tak kurang dari dua pekan ini, Multi Level Marketing (MLM) kembali hangat diperbincangkan. Tak lain, soal rekomendasi Nahdlatul Ulama (NU) soal adanya MLM yang bisa berhukum haram.
ADVERTISEMENT
Ketua PBNU Robikin Emhas mengatakan, keputusan itu diambil dalam Sidang Komisi Bahtsul Masail Waqiyyah, Kamis (28/2). Menurut sidang, bisnis MLM yang dinilai haram itu, menjanjikan bonus dari perekrutan merupakan money game karena ada unsur tipu muslihat.
"Money Game dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) yang dihukumi haram dalam Munas Alim Ulama, adalah Money Game dengan sistem MLM yang mengandung unsur tipu muslihat (gharar)," kata Robikin kepada kumparan, Minggu (3/3).
Dialog Interaktif APLI ‘MLM Itu Halal atau Haram?” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Merespons itu, Founder Paytren Ustaz Yusuf Mansur mengatakan, ia menyayangkan informasi yang menurutnya banyak yang simpang-siur itu, yang memukul rata penyebutan MLM haram, akibat dari berbagai pihak yang kurang bersilaturahmi.
Imbasnya, kata dia, MLM itu disalahmengerti oleh masyarakat, alias penyeragaman berhukum haram. Padahal, ia menekankan, MLM ada yang halal sesuai sertifikasi Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI dan memang ada yang tidak mematuhi itu sehingga haram.
ADVERTISEMENT
“NU sebagai lembaga yang besar sekali, warganya, anggotanya, adalah wajar bila ia melindungi, menjaga anak-anaknya, menjaga umatnya. Hal yang kemudian kami petik hikmahnya adalah kami yang kurang silaturahmi dengan PBNU,” katanya ketika ditemui di sela Diskusi MLM, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3).
Dialog Interaktif APLI ‘MLM Itu Halal atau Haram?” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Hingga saat ini, diketahui SDN MUI memang mengeluarkan sertifikasi halal pada 9 perusahaan yang menerapkan model bisnis MLM. Dan, Paytren termasuk salah satunya.
Yusuf Mansur tak menyangkal, bisnis MLM berbasis syariah memiliki potensi pasar yang besar. Tak terkecuali, di kalangan umat NU. Hal itu, menurutnya tak hanya berlaku bagi Paytren namun juga bagi para pelaku MLM.
“Pasar NU yang memang gede sekali ini. Tapi, kami lupa silaturahmi sama yang punya rumah. Sehingga wajar juga mereka tidak terlalu mengenal kami,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, menyeruaknya MLM ‘haram’ itu menjadi momentum bagi pihaknya untuk terus melakukan komunikasi yang lebih baik dengan berbagai pihak. Baik dari organisasi agama, masyarakat, hingga regulator atau pemerintah.
“Saya sendiri sebagai orang Islam dan ustaz, baru nginjek kantor PBNU ya kemarin, ini kan kesalahan besar buat saya gitu lho. Kenapa harus nunggu masalah dulu? Harusnya kan jangan nunggu masalah dong silaturahim, sehingga tidak terjadi missleading dan sebagainya,” akunya.
Dialog Interaktif APLI ‘MLM Itu Halal atau Haram?” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Yusuf Mansur kembali menegaskan, publik mesti berhati-hati dan jeli membedakan MLM yang halal dan haram.
“Gampang ngebedainnya, MLM yang halal adalah yang sudah tersertifikasi oleh SDN MUI. Tapi buat yang belum tersertifikasi jangan khawatir. Datanglah ke NU, datanglah ke Muhammadiyah, DSN MUI, nanti kalau salah kan dibenerin,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengajak bagi para pelaku MLM yang belum memenuhi syarat halal dari DSN MUI, untuk segera melengkapi persyaratan. Agar usaha yang dijalankan memang benar-benar tersertifikasi halal.
“Jangan takut sama regulator, kalau emang niat lu bener, ngapain takut. Datanglah, cerita. Eh gue dagang ini nih, dagang ini nih. Benar enggak pak? Nanti kan dikasih tau, oh salah, ya tinggal dibenerin. Tapi kalau dari awal niatnya nipu, enggak bakal berani datang,” pungkas dia.