Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
15 Klub Liga 1 Tiba-tiba Ancam Mogok Kompetisi
4 Oktober 2017 17:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB

ADVERTISEMENT
Kegaduhan yang terjadi di tribun setiap pertandingan Gojek Traveloka Liga 1 tampaknya kini menular ke luar lapangan. Seakan belum puas disanksi FIFA selama setahun penuh, kini keributan di sepak bola Tanah Air berpotensi kembali pecah.
ADVERTISEMENT
Hal itu bermuara kepada kekecewaan sejumlah klub Liga 1 terhadap kinerja dari operator kompetisi yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB). Mereka menilai PT LIB tak becus mengurus liga. Tak adanya transparansi menyangkut aspek bisnis, teknis, dan legal menjadi pemicunya.
Ke-15 klub tersebut adalah Arema FC, Barito Putera, Bhayangkara FC, Madura United FC, Mitra Kukar, Persegres Gresik, Persela Lamongan, Perseru Serui, Persiba Balikpapan, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, PSM Makasar, Borneo FC, Semen Padang, dan Sriwijaya FC. Sedangkan, tiga klub lain yang tak ikut ke dalamnya yakni Persib Bandung, Bali United, dan PS TNI.
“Sebelum dimulainya kompetisi, ada pertemuan dari pemilik klub. Saat itu belum ada operator. Ada beberapa komitmen awal yang sangat menggembirakan. Awalnya, dijanjikan keterbukaan, jaminan hukum, transparansi. Semua kita setujui,” ujar Direktur Utama Persija, Gede Widiade, di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
ADVERTISEMENT
“Ada beberapa aspek yang penting. Semua aspek sudah dibicarakan oleh federasi. Akhirnya dieksekusi. Kita memberikan kepercayaan penuh kepada PT LIB untuk mengelola. Tapi, kami mencatat dari awal sampai putaran pertama, PT LIB kurang memenuhi harapan kami dari 15 tim ini,” sambungnya.
Gede mengatakan sejumlah kesepakatan terkait hal teknis tak berjalan sebagaimana mestinya. Ia mencontohkan kasus pengunaan wasit asing (di putaran kedua) yang diakuinya tanpa adanya persetujuan serta sosialisasi kepada pihak klub. Padahal, hal itu bisa terlebih dahulu dibicarakan, termasuk soal kriteria.
Hal lain adalah persoalan formulasi ranking dan fee rating TV. Gede mengaku hingga saat ini pihaknya tak mengetahui metode penghitungan rating tersebut.
“Saya lebih baik tidak dapat Rp 7,5 miliar subsidi (dari PT LIB), tapi dikasih main Sabtu dan Minggu, prime time. Penonton kami lebih senang, dan dari sisi bisnis juga bagus.”
ADVERTISEMENT
“Kami klub merasa jadi penderita, kami merasa bukan sebagai subjek, tapi objek. Kami komplain tidak pernah ditanggapi dengan baik.”

“Ini forum terbuka, siapapun yang profesional baik Liga 1 atau Liga 2. Apakah ada inisiatornya? Tidak ada. Karena tujuannya sama. Daripada liar, kami akhirnya bergabung. Jadi ini hanya klub-klub yang merasa operator belum melakukan tata kelola dengan baik sesuai harapan Presiden Joko Widodo.”
Ke-15 klub tersebut saat ini tergabung ke dalam Forum Klub Sepakbola Profesional Indonesia (FKSPI). Mereka mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada PT LIB. Untuk itu, FKSPI memberikan tenggat waktu selama 14 hari untuk merespon surat itu.
“Apabila PT LIB tidak mengembalikan perjanjian yang sudah kami serahkan di awal kompetisi, kami 15 klub sepakat berhenti berkompetisi sementara waktu. Apabila mereka mengembalikan, kami akan berbicara,” timpal media officer Persipura, Bento Madubun.
ADVERTISEMENT
“Jika tidak ada, kami pikirkan langkah selanjutnya. Apakah berhenti atau sementara, kami pikirkan. Kami masih hormati PT LIB, makanya kami berikan dua minggu, itu waktu yang panjang. Apapun yang kami sampaikan karena ingin tata kelola sepak bola nasional berdasarkan asas keadilan,” pungkasnya.