4 Biang Keladi Kekalahan Inter Milan saat Dilibas Juventus di Liga Italia

7 November 2022 8:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Juventus Nicolo Fagioli beraksi bersama pemain Inter Milan Lautaro Martinez di Allianz Stadium, Turin, Italia, Minggu (6/11/2022).
 Foto: Massimo Pinca/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Juventus Nicolo Fagioli beraksi bersama pemain Inter Milan Lautaro Martinez di Allianz Stadium, Turin, Italia, Minggu (6/11/2022). Foto: Massimo Pinca/REUTERS
ADVERTISEMENT
Inter Milan dipermalukan Juventus dalam lanjutan Liga Italia 2022/23. Bertanding di Allianz Juventus Stadium, Senin (7/11) dini hari WIB, Nerazzurri ditekuk 0-2 oleh tim tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Dua gol kemenangan Juventus dilesakkan oleh Adrien Rabiot (52') dan Nicolo Fagioli (84'). Berkat hasil ini, 'Si Nyonya Tua' bertengger di posisi ke-5 dengan 25 poin dan Inter tertahan di peringkat ke-7 dengan catatan 24 angka.
Selama laga bergulir, Inter sejatinya memegang kendali permainan. Hal itu dibuktikan dengan persentase penguasaan bola yang mencapai 54 persen dan total tembakan Inter dua kali lebih banyak ketimbang Juventus.
Sayangnya, Inter tak mampu mengeksekusi beberapa peluang emas dengan baik. Sedangkan, Juventus berhasil menemukan celah di pertahanan Nerazzurri dan membobol gawang Inter sebanyak dua kali.
Lantas, siapa saja biang keladi kekalahan Inter dari Juventus? Dikutip dari Sofascore, berikut ini kumparan sajikan datanya.

4. Lautaro Martinez

Pemain Inter Milan Lautaro Martinez berselebrasi usai mencetak gol saat hadapi Lazio di Stadio Olimpico, Roma, Italia, Jumat (26/8/2022). Foto: Alberto Lingria/REUTERS
Ujung tombak Inter, Lautaro Martinez, gagal mencetak satu pun gol di laga ini. Merumput selama 90 menit, ia mencatatkan 1 tembakan on target, 1 tembakan off target, dan membuang 1 peluang emas untuk mencatatkan namanya di papan skor.
ADVERTISEMENT
Martinez minim penguasaan bola selama berlaga, ia hanya menyentuh bola sebanyak 47 kali di pertandingan ini. Ia juga lemah dalam berduel, hanya 4 duel darat dari 11 upaya yang bisa ia menangkan.
Pemain Argentina itu turut kehilangan banyak bola. Total 13 bola hilang dari kaki Martinez. Atas penampilan buruknya, Martinez diganjar rating 6,7.

3. Denzel Dumfries

Pemain Inter Milan Denzel Dumfries berusaha melewati pemain Torino pada pertandingan lanjutan Liga Italia di Stadion San Siro, Milan, Italia. Foto: Isabella BONOTTO / AFP
Wing back kanan Inter, Denzel Dumfries, tak bisa berbuat banyak di laga ini. Ia tak mampu mengirimkan umpan-umpan manja atau sekadar melakukan penetrasi yang membahayakan jala Juventus.
Turun selama 81 menit, Dumfries gagal mengirimkan satu pun crossing, umpan jauh akurat, dan umpan kunci. Ia juga mencatatkan 1 tembakan off target dan akurasi umpannya begitu buruk, yakni berada di angka 67 persen.
ADVERTISEMENT
Dalam urusan bertahan, Pemain asal Belanda itu hanya mampu melakukan 1 sapuan, 1 blok, 1 intersep, dan 1 tekel sukses. Minimnya kontribusi Dumfries membuatnya diganjar rating 6,6.

2. Milan Skriniar

Selebrasi pemain Inter Milan Milan Skriniar usai mencetak gol ke gawang Lazio pada pertandingan lanjutan Liga Italia di San Siro, Milan, Italia. Foto: Alessandro Garofalo/REUTERS
Milan Skriniar menjadi salah satu biang kerok kekalahan Inter. Berposisi sebagai bek tengah, Skriniar minim peranan di laga ini.
Hanya ada 1 sapuan yang dilakukan Skriniar selama 81 menit merumput. Ia juga kalah dalam 3 duel darat dan 3 duel udara.
Tak hanya itu, ia turut kehilangan banyak bola di laga ini, total 11 bola direbut dari kakinya. Berkat catatan tersebut, Skriniar turut diberikan rating serupa layaknya Dumfries, yakni 6,6.

1. Andre Onana

Penjaga gawang Kamerun Andre Onana bereaksi terhadap gol pertama timnya pada perempat final Piala Afrika (CAN) 2021 di Stadion Japoma di Douala, Kamerun, Sabtu (29/1/2022). Foto: Issouf Sanogo/AFP
Andre Onana gagal tampil kokoh di bawah mistar gawang. Dari 3 tembakan on target yang dimiliki Juventus, Onana hanya mampu menyelamatkan 1 tembakan.
ADVERTISEMENT
Ia tak kuasa menahan laju bola ke dalam gawangnya lantaran positioning yang buruk. Maklum seluruh gol Juventus dicetak melalui serangan balik, sehingga Onana menjadi kikuk kala dihujam sepakan keras.
Akurasi umpan Onana pun terbilang cukup buruk. Persentasenya hanya menyentuh angka 74 persen. Wajar bila akhirnya Onana diganjar rating 6,3 di laga ini.