Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
4 Perubahan Drastis Timnas Indonesia di Tangan Shin Tae-yong Usai Hajar Curacao
28 September 2022 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam pertandingan tersebut, Timnas Indonesia menunjukkan perkembangan positif. Mereka mampu menaklukkan tim yang secara peringkat FIFA berada di atas.
Beberapa kesalahan yang umumnya menjadi kelemahan timnas nyaris tak tampak di dua laga tersebut. Para pemain bisa menutupi kelemahan sehingga secara keseluruhan permainan mereka layak diapresiasi.
Berangkat dari hal itu, kumparan menilai terdapat 4 perubahan drastis Timnas Indonesia usai lawan Curacao. Apa saja?
Stamina Meningkat, Kuat Main 90 Menit
Stamina para pemain di dua pertandingan melawan Curacao terlihat sudah meningkat. Penggawa skuad 'Garuda' mampu bermain baik hingga waktu akhir.
Shin Tae-yong memang dikenal memiliki program latihan keras untuk meningkatkan level kebugaran para pemain. Selain itu, ia juga memperhatikan asupan nutrisi yang diterima para pemainnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini begitu terlihat saat laga kedua melawan Curacao. Saat itu, skor imbang 1-1 bertahan hingga sepuluh menit akhir.
Para pemain Timnas Indonesia tak cuma apik bertahan hingga menit-menit akhir. Mereka bahkan mampu mencetak gol kemenangan saat laga tersisa tiga menit di waktu normal.
Emosi Pemain Lebih Stabil
Satu hal yang menjadi momok Shin Tae-yong adalah menjaga emosi para pemain. Pasalnya, pemain-pemain pilihan dirinya adalah para pemain muda yang masih labil secara psikologis.
Jika mengingat kembali ke SEA Games 2021 pada Mei lalu, terlihat pemain-pemain Indonesia memang sulit mengontrol emosi. Puncaknya, terjadi saat laga panas melawan Thailand. Kalah itu, tiga pemain Indonesia dikartu merah dan pada akhirnya kalah 0-1.
ADVERTISEMENT
Situasi ini tampak membaik di laga kedua melawan Curacao. Ada satu momen di mana pemain Indonesia terlihat bijak dalam menyikapi insiden panas.
Momen ini terjadi di menit 80 saat pemain Curacao, Juninho Bacuna, melakukan tekel kepada Marselino Ferdinan. Ia kemudian dikartu merah oleh wasit. Juninho lantas protes dan menendang bola ke tribune penonton. Penonton yang tersulit emosi kemudian melempar botol ke dalam lapangan.
Di sisi lain, para pemain Indonesia berusaha untuk tenang. Mereka meminta para suporter untuk menghentikan aksi anarkis tersebut agar pertandingan kembali berjalan.
Pemain Mampu Beradaptasi Taktik dengan Baik
Shin Tae-yong mengakui para pemain perlahan mulai memahami cara bermain yang ia inginkan. Ini dituturkan Shin usai Timnas Indonesia menang di pertandingan kedua.
ADVERTISEMENT
"Para pemain memang begitu lolos ke Piala Asia semakin percaya diri. Pemain mulai paham filosofi sepak bola saya seperti apa. Dan para pemain semakin bisa beradaptasi dengan sepak bola saya," tutur Shin
Hal ini adalah bukti kemajuan dari Timnas Indonesia. Pasalnya, sebagus apa pun kualitas pelatih, jika tidak diimbangi pemahaman dan kemampuan pemain, maka strategi itu tak akan berjalan lancar.
Tak Gentar Lawan Postur yang Lebih Tinggi
Terakhir adalah soal postur tubuh. Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pemain Timnas Indonesia kerap kalah dalam duel udara atau body charge. Hal ini karena pemain Indonesia kebanyakan tak memiliki postur tubuh tinggi besar.
Kendati demikian, anggapan tersebut perlahan mulai terkikis. Para pemain mulai tak gentar melancarkan serangan-serangan dengan bola atas. Meski memang, Timnas Indonesia secara umum mengandalkan permainan cepat dari kaki ke kaki.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan pertama, serangan bola atas Indonesia mampu berbuah satu gol. Fachruddin Aryanto mencatatkan namanya di papan skor dengan sundulan usai menerima umpan dari Pratama Arhan.