Ada yang Tidak Beres dengan AS Roma

20 Juni 2020 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gianluca Petrachi saat masih menjadi Direktur Olahraga Torino. Foto: Getty Images/Gabriele Maltinti
zoom-in-whitePerbesar
Gianluca Petrachi saat masih menjadi Direktur Olahraga Torino. Foto: Getty Images/Gabriele Maltinti
ADVERTISEMENT
Ada yang tidak beres dengan AS Roma. Hanya beberapa hari sebelum menjalani pertandingan Serie A perdana pascapenangguhan, I Lupi membuat keputusan besar dengan menskors Direktur Olahraga Gianluca Petrachi.
ADVERTISEMENT
Pengumuman itu disampaikan Roma lewat akun media sosialnya, Kamis (18/6/2020).
"AS Roma dapat mengonfirmasi bahwa hari ini Gianluca Petrachi tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai direktur olahraga. Pelatih dan tim akan dituntun secara langsung oleh CEO klub, Guido Fienga," tulis Roma di Twitter.
Tidak ada informasi terperinci mengenai apa yang terjadi pada Petrachi ini. Sejumlah media Italia hanya bisa mengabarkan bahwa Petrachi terlibat dalam pertengakaran besar di telepon dengan pemilik klub, James Pallotta.
Berdasarkan laporan Il Messaggero, Roma sebenarnya berniat untuk memecat Petrachi. Akan tetapi, eks Direktur Olahraga Torino itu tidak mau pergi tanpa perlawanan. Bahkan, Petrachi kabarnya bakal menyeret Roma ke pengadilan atas tuduhan perundungan di tempat kerja.
Langkah Roma menjatuhkan skors itu ditengarai sebagai cara untuk memecat Petrachi tanpa harus membayar kompensasi sisa kontrak yang masih berlaku sampai 2022.
ADVERTISEMENT
Petrachi datang ke Roma tahun lalu sebagai pengganti Monchi. Di bawah kendalinya, Roma sukses mendatangkan pemain-pemain seperti Chris Smalling, Henrikh Mkhitaryan, dan Gianluca Mancini. Akan tetapi, mereka harus kehilangan Konstantinos Manolas.
Dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Fienga menjelaskan bahwa Roma menjatuhkan skors karena Petrachi dianggap telah menyalahi wewenang sebagai direktur olahraga.
CEO AS Roma, Guido Fienga. Foto: Twitter/AS Roma
"Kami percaya bahwa Roma masih baik-baik saja. Kami yakin dengan proyek kami dan kami mengandalkan orang-orang yang tahu bagaimana caranya menginterpretasi hal itu," tutur Fienga.
"Kami sebenarnya tidak ingin menskors direktur olahraga kami, tetapi ternyata keputusan itu tak terhindarkan karena di antara kami sudah tak ada lagi rasa percaya."
"Petrachi sudah berpartisipasi dalam pengembangan proyek ini tetapi dia menyalahi wewenangnya dan itu membuat hubungan dengan manajemen memburuk. Yang jelas, penyalahan wewenang itu tak ada hubungannya dengan bursa transfer," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ribut-ribut dengan Petrachi ini meledak tak lama setelah proses takeover Roma dikabarkan batal.
Presiden AS Roma, James Pallotta (tengah), bersama Francesco Totti dan Daniele De Rossi. Foto: AFP/Gabriel Bouys
Pallotta sempat dikabarkan ingin menjual Roma kepada Friedkin Group. Akan tetapi, Pallotta menolak tawaran 575 juta euro yang diajukan Friedkin dengan alasan 'kurang memuaskan'. Penolakan Pallotta itu, menurut laporan Financial Times, membuat para pemegang saham Roma kecewa.
Selama menjadi pemilik Roma, Pallotta memang sudah kerap berseteru. Bahkan, Francesco Totti saja sampai angkat kaki dari Roma karena tidak menyukai cara Pallotta memimpin klub.
Joseph Tacopina, pria yang meyakinkan Pallotta untuk membeli Roma dari tangan keluarga Sensi, pun menyatakan ketidakpuasannya atas kepemimpinan sang presiden. Menurut Tacopina, Pallotta tidak cukup berdedikasi kepada Roma.
Pallotta sendiri sudah mengucurkan banyak sekali uang untuk Roma. Di bursa transfer, uang 400 juta euro sudah dikeluarkannya. Pallotta pun mengaku tak pernah menerima gaji dari Roma. Akan tetapi, pria Amerika Serikat itu jarang berada di lokasi sehingga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan klub.
Daniele De Rossi (tengah) bersama Bruno Conti dan Francesco Totti di laga perpisahannya. Foto: AFP/Filippo Monteforte
Raptor Group pimpinan Pallotta sudah sembilan tahun memiliki Roma tetapi progres yang ditunjukkan praktis tidak ada. Roma masih begitu-begitu saja. Sama sekali tidak ada trofi yang berhasil mereka raih di bawah kepemimpinan Pallotta.
ADVERTISEMENT
Salah satu kegagalan terbesar Pallotta ada pada proyek Stadio della Roma yang sebenarnya merupakan salah satu tujuan utamanya. Proyek pembangunan stadion itu mangkrak dan membuat Roma harus bergantung banyak pada penjualan pemain untuk menutup biaya operasional.
Ada yang tidak beres dengan AS Roma dan ketidakberesan itu ternyata bernama James Pallotta.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.