Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Yang tidak akan terlihat lagi di bench Chelsea pada 2019/20 bukan cuma Maurizio Sarri, tapi juga Gianfranco Zola.
ADVERTISEMENT
Kekosongan posisi pelatih disebut-sebut bakal diisi oleh Frank Lampard plus stafnya sendiri. Kabar ini diikuti dengan selesainya kontrak Zola sebagai asisten pelatih pada akhir Juni 2019.
Berangkat dari sini, Chelsea menawari Zola dengan peran baru. Hanya, tugas ini cenderung mengarah pada ambassadorial role.
Tidak dijelaskan secara rinci apa-apa yang menjadi tugas Zola jika mengiyakan tawaran ini. Tapi, rasanya tidak akan berjauh-jauhan dengan hubungan diplomasi klub dengan partner mereka. Yah, mirip-mirip dengan duta klub.
Zola memilih untuk menolak tawaran ini. Perjalanan sebagai pelatih dan asisten pelatih membuatnya mempertimbangkan untuk menapak langkah baru dalam perjalanan kariernya.
"Kontrak Gianfranco (Zola) dengan Chelsea akan habis akhir bulan ini. Setelah melalui musim yang fantastis dan penuh dengan kerja keras bersama Maurizio Sarri, ia siap untuk memulai karier manajernya sendiri," jelas agen dan pengacara Zola, Fulvio Marrucco, dilansir The Guardian.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi asisten Sarri, Zola sudah memulai karier kepelatihannya sejak 2008. Ia memulainya dengan dua tahun menangani West Ham United. Kemudian, masa-masa bersama Timnas U-16 Italia, Watford, Cagliari, Al-Arabi, dan Birmingham City menyusul.
Zola memang belum mempersembahkan gelar apa pun sebagai pelatih. Namun, kesuksesan asisten yang membantu Sarri mengantar Chelsea jadi juara Liga Europa 2018/19 dan lolos Liga Champions 2019/20 adalah catatan penting dalam rekam jejaknya.
Setidaknya itu bisa melengkapi perjalanan kariernya yang panjang kala masih berstatus sebagai pemain, meski hingga kini belum ada kepastian di klub mana Zola akan melatih.
Zaman berubah, sepak bola ikut berubah. Dalam wawancaranya sebagai pelatih anyar Juventus, Sarri menjelaskan bahwa perjalanan sebagai pelatih begitu kompleks.
ADVERTISEMENT
Ini bukan hanya tentang menyusun strategi dan taktik, tapi juga menyelaraskan tim hingga melangkah pada tujuan yang sama. Bagaimanapun, setiap tim diisi oleh pemain-pemain dengan berbagai isi kepala, watak, dan karakter.
Sepak bola era sekarang, termasuk Premier League, bertumbuh pesat. Dibandingkan dengan masa ketika Zola masih bermain, Premier League sekarang jauh lebih kompetitif dan kosmopolitan. Maka, siapa yang bisa menjawab segala tantangannya, ia yang pantas buat disebut sebagai pelatih hebat.
Tidak ada yang menjamin apakah Zola bisa segera masuk ke dalam golongan pelatih hebat itu atau tidak. Tapi, siapa pun yang mencintai Zola rasanya tak akan ragu bahwa suatu saat nanti gelar pelatih hebat itu bisa datang melekat.
ADVERTISEMENT