Alasan Roberto Carlos Pindah dari Inter ke Madrid: Ogah Jadi Penyerang

22 April 2020 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roberto Carlos memperkuat tim legenda Real Madrid. Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou
zoom-in-whitePerbesar
Roberto Carlos memperkuat tim legenda Real Madrid. Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou
ADVERTISEMENT
Rasanya tak ada satu pun pemain video game 'Winning Eleven' di PlayStation edisi pertama yang tidak pernah memainkan Roberto Carlos sebagai penyerang. Di video game itu, kecepatan lari serta kekuatan tendangan adalah kuncinya, dan Carlos memiliki dua atribut tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah Anda bahwa di kehidupan nyata hal demikian juga terjadi pada Carlos? Memang, pemain yang berposisi asli bek kiri itu tidak ditempatkan sebagai penyerang tengah seperti di 'Winning Eleven'. Namun, Roy Hodgson dulu pernah memainkan Carlos sebagai winger kiri.
Kejadiannya adalah pada 1995 ketika Carlos masih berseragam Inter Milan. Sebenarnya, Hodgson tidak ngawur-ngawur amat dalam membuat keputusan tersebut. Ketika masih mengawali karier di Brasil, Carlos pernah bermain sebagai penyerang. Hasilnya pun oke karena Carlos tampil produktif sebagai winger.
"Dalam tujuh pertandingan pertama, aku berhasil mencetak tujuh gol," kenang Carlos, yang saat ini berusia 47 tahun, dalam sebuah wawancara bersama FIFA di Instagram.
Namun, justru di situ masalahnya. Meski masih bisa main di lini depan, Carlos bukan lagi pemain depan. Di Timnas Brasil, dia sudah mendapat tempat sebagai bek kiri dan ketika itu Carlos khawatir tak dipanggil mengikuti ajang Copa America jika terus-terusan bermain di depan.
ADVERTISEMENT
Carlos pun segera bertindak. Jelang berakhirnya musim 1995/96, dia bertemu langsung dengan presiden Inter saat itu, Massimo Moratti. "Kubilang, aku tidak bisa terus-terusan bermain di depan karena dalam tiga bulan ada Copa America," tutur pemain kidal itu.
Rupanya, sebelum bertemu Moratti, Carlos pun telah mengadakan perjanjian dengan presiden Real Madrid waktu itu, almarhum Lorenzo Sanz, untuk membicarakan masa depannya.
Roberto Carlos dalam sebuah pertandingan Liga Champions melawan Bayern Muenchen. Foto: REUTERS/Michael Dalder
"Di hari itu juga aku bertemu dengan Lorenzo Sanz dan hanya dalam 10 menit aku jadi pemain Real Madrid. Waktu itu, urusan transfer memang bisa diselesaikan dengan sangat cepat," tuturnya.
Keputusan Carlos pindah ke Real Madrid itu terbukti tepat karena dia kemudian menjadi legenda di sana. Selama 11 musim memperkuat El Real, pemain yang dikenal dengan tendangan pisangnya itu meraih 13 trofi.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, bersama Timnas Brasil, Carlos juga berhasil meraih satu gelar Piala Dunia plus dua Copa America. Pada akhirnya, sebagus-bagusnya Carlos sebagai pemain depan, tempat terbaiknya memang di belakang, tepatnya di sisi kiri.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.