Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Alex Ferguson dan Kenny Dalglish: Simbol Pertemanan dan Rivalitas
14 Januari 2017 18:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Kenny tidak bisa mengelak ketika ayahnya memutuskan untuk membawa keluarganya pergi dari Milton, Glasgow. Kenneth Mathieson Dalglish, nama panjang anak itu, hanya dapat menuruti keinginan sang ayah ketika mereka pergi untuk menuju distrik yang belum sepenuhnya dia kenal, Govan.
ADVERTISEMENT
Sebulan berlalu sejak Kenny, yang saat itu berusia 15 tahun, dan keluarganya pindah ke Govan. Layaknya anak seusianya, Kenny memilih jalanan Govan dan sepak bola sebagai cara untuk berkenalan.
Lewat sepak bola, dia mulai mendapatkan teman bermain, salah satu di antaranya adalah Alex Miller. Miller dua tahun lebih tua dibanding Kenny. Lewat Miller, Kenny mulai belajar sepak bola. Lewat Miller pula, Kenny mengenal Rangers dan salah satu pemain sepak bola asal Govan, Alexander Chapman “Alex” Ferguson, yang saat itu memperkuat Dunfermline Athletic.
Saat itu, Alex memang cukup sering diperbincangkan di Govan. Sebagai pemain sepak bola yang dikenal karena memiliki etos kerja tinggi, apa yang ditampilkan Alex selama di Dunfermline jauh di atas ekspektasi orang-orang sana. Badannya yang tinggi besar akibat bekerja di galangan kapal membuatnya menjadi sosok menakutkan di depan gawang lawan.
ADVERTISEMENT
Selama berkarier di Dunfermline Athletic, Ferguson tercatat berhasil membukukan 66 gol dari 88 pertandingan. Menjelang akhir musim Divisi Satu Liga Skotlandia 1965/66, penduduk Govan dilanda kekagetan. Dua pemuda lokal, Alex Ferguson dan Alex Miller, secara resmi memperkuat Rangers, meski berbeda level: Ferguson di senior, Miller di junior.
Transfer Alex menjadi sorotan saat itu. Nominal angka 65 ribu pounds dikeluarkan oleh Rangers demi mendatangkan Alex sekaligus menjadikannya sebagai pemain termahal yang pernah didatangkan oleh Rangers dari Dunfermline saat itu.
Melihat dua tetangganya memperkuat Rangers, Kenny mulai berharap untuk bermain di sana. Sekali dua kali dalam seminggu, dia bolos sekolah demi menyaksikan latihan Rangers. Akhir pekan dia habiskan dengan pergi ke Ibrox, untuk menyaksikan pertandingan rival berat Celtic tersebut.
ADVERTISEMENT
Rajinnya Kenny menyaksikan Rangers, membuat Alex Ferguson memperhatikan anak ini. Setiap sore, saat tidak sedang berlatih, Alex, selalu menyempatkan menonton Kenny bermain sepak bola di jalanan depan flat yang dia tinggali bersama ibunya.
Perhatian Alex kepadanya semakin terlihat ketika Kenny menunjukkan bakat besar pada sepak bola. Alex bukan hanya mengajaknya berpergian pada akhir pekan menggunakan mobil barunya, tapi juga sampai mengantar jemput Kenny latihan.
Perhatian Alex kepada Kenny mendadak hilang ketika dia memutuskan untuk bergabung dengan Celtic pada pertengahan 1967. Bergabungnya Kenny ke Celtic benar-benar menyakiti Alex. Bukan hanya menyakiti janji seorang sobat, tapi lebih dari itu. Kenny bahkan sempat berkata bahwa menandatangani kontrak bersama Celtic adalah momen terbaiknya dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Kenny tak benar-benar menikmati masa-masa awalnya di Celtic. Beberapa hari setelah menandatangani kontrak, Kenny dipinjamkan oleh Celtic ke tim lokal Glasgow, Cumbernauld United. Hanya semusim Kenny di sana. Musim berikutnya, dia diangkat ke tim cadangan Celtic dan bergabung dengan beberapa pemain yang nantinya disebut Quality Street Gang.
Apa yang ditampilkan oleh Kenny bersama Quality Street Gang berbanding terbalik dengan karier Alex bersama Rangers. Puncaknya, dia menjadi sosok yang disalahkan ketika Rangers kalah dari Celtic pada final Piala Skotlandia 1969. Musim tersebut pun menjadi musim terakhir Alex bersama Rangers.
***
Waktu silih berganti. Perseteruan Alex Ferguson kepada Kenny Dalglish tidak lagi hanya menjadi simbol permusuhan antara Rangers dan Celtic.
Rivalitas keduanya menjadi semakin menjadi ketika mereka memutuskan menyeberang ke selatan, Alex menjadi manajer Manchester United sementara Kenny ke Liverpool. Keputusan Kenny untuk membela Liverpool sebagai pemain seakan dibalas oleh Alex dengan memilih United sebagai batu lanjutan karier.
ADVERTISEMENT
Alex tampak ingin menunjukkan kepada Kenny bahwa singgasana yang dia bangun di Liverpool, bisa dipatahkan. Kendati demikian, bukan berarti Kenny dan Alex adalah sosok yang dikenal memiliki emosi meletup-letup ketika berada di lapangan.
Dalam beberapa momen, Kenny dan Alex diketahui sempat menunjukkan perhatian satu sama lain, seperti ketika Alex menjadi orang yang pertama kali menelpon Kenny ketika terjadi tragedi Hillsborough.
Meski Alex dan Kenny kini tidak lagi berada di belakang setir masing-masing klub, namun keduanya tetap akan diingat atas kontribusinya dalam perjalanan kedua klub. Kenny masihlah orang terakhir yang mampu mempersembahkan gelar juara Liga Inggris untuk Liverpool, sementara Alex mempersembahkan 13 gelar juara Liga Inggris untuk United.
Ya, pertandingan Manchester United vs Liverpool, Minggu (15/1) malam WIB, bukan hanya sekadar pertandingan antara dua kota di Barat Laut Inggris, tapi juga pertandingan antara dua orang yang memiliki sejarah panjang dan sepak bola: Alex Ferguson dan Kenny Dalglish.
ADVERTISEMENT