Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pelik benar situasi Bruno Matos . Meski tampil mengesankan bersama Bhayangkara FC sepanjang paruh kedua Liga 1 2019, dia justru dilepas. Lalu, muncul kabar ia merapat ke Persib .
ADVERTISEMENT
Matos kini tak terikat dengan klub mana pun. Namun, kondisi demikian tampaknya tak bakal berlangsung lama. Sejumlah klub kabarnya amat tertarik menggunakan jasa sosok asal Brasil tersebut. Persib Bandung jadi salah satunya.
Kabar ketertarikan Persib sudah berembus sejak akhir Desember 2019. Walau begitu, baru pada pertengahan Januari 2020 mereka buka suara. Persib melalui sang pelatih, Robert Alberts, terang-terangan menyatakan bahwa timnya memang memantau sang penyerang.
Persib melepas Ezechiel N'Douassel ke Bhayangkara FC. Nah, kedatangan Ezechiel ini dikabarkan membuat Bhayangkara FC mau tak mau mesti melepas satu pemain asing dan itu adalah Matos.
Sebetulnya, Bhayangkara FC bisa saja membuat Ezechiel dan Matos bermain bersama. Caranya adalah dengan menempatkan Matos sebagai gelandang serang sebagaimana yang dia perankan di Persija Jakarta.
ADVERTISEMENT
Namun, pertama-tama, slot pemain asing Bhayangkara FC sudah penuh. Mereka juga telah memiliki Renan Silva dan Adam Alis yang bisa memerankan posisi tersebut. Kedua, Matos punya riwayat buruk sebagai seorang kreator serangan.
Riwayat buruk itu dia catatkan saat memperkuat Persija. Ditempatkan sebagai gelandang serang dan sesekali di sayap kanan, Matos justru seakan lebih sering berusaha menciptakan peluang bagi dirinya sendiri ketimbang pemain lain.
Isu yang terdengar setelahnya, Matos dicap sebagai pemain egois. Tak heran bila sempat tersiar kabar bahwa dirinya cekcok dengan Marko Simic, penyerang Persija. Dua sosok tersebut memang tampak tak padu saat dimainkan bersama.
Kondisi tak padu ini kian terlihat saat salah satu di antara mereka absen. Di AFC Cup, Matos mampu mencetak tujuh gol dalam enam laga ketika Simic terpaksa menepi karena tengah tertimpa masalah di Australia.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Simic yang sempat jeblok tiba-tiba kembali tajam saat Matos diparkir di bangku cadangan. Catatan gol Simic bahkan meningkat drastis dengan menjadi topskorer lewat 28 gol saat Matos didepak ke Bhayangkara FC.
Situasi ini disebabkan mereka sama-sama pemain bertipe finisher meski dengan gaya berbeda. Simic penyerang nomor sembilan klasik, sedangkan Matos seorang penyerang yang gemar menciptakan peluang bagi dirinya sendiri.
Apa pun itu, yang jelas, mereka adalah pencetak gol. Aspek ini bahkan sudah menonjol dalam diri Matos sejak membela PKNS FC di Liga Malaysia selama setengah musim. Dalam delapan laga, ia mampu mencetak tujuh gol tanpa satu pun assist.
Tak heran bila akhirnya peran gelandang serang tak cocok untuk Matos. Hal demikian, untungnya, tak dialami Matos di Bhayangkara FC. Di sini dia mendapat peran sebagai penyerang sayap dan sesekali penyerang tengah.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu. Matos juga seakan diberi kebebasan kala bermain. Sifat 'egois' Matos pun jadi lebih berguna. Itulah kenapa performanya meningkat drastis dengan torehan 9 gol dalam 17 pertandingan untuk Bhayangkara FC.
Perlakuan macam inilah yang mesti diperhatikan Persib andai benar-benar merekrut Matos. Kemampuan dan utamanya sifat lapar gol penyerang asal Brasil itu mesti diwadahi lewat peran dan skema yang tepat.
Persib juga tak boleh asal mendatangkan penyerang jika, sekali lagi, Matos benar-benar mereka datangkan. Mereka mesti mencari penyerang yang bisa mengimbangi Matos, alih-alih yang punya kecenderungan serupa dirinya macam Simic.
Dengan cara itulah Persib bisa mendapatkan performa terbaik Bruno Matos .