Apa Itu Mola TV dan Bagaimana Cara Menonton Premier League di Sana?

21 Juni 2019 19:06 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
konferensi Pers TVRI akan siarkan Premier League. Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
konferensi Pers TVRI akan siarkan Premier League. Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 10 Agustus 2019 mendatang, Premier League edisi 2019/20 dijadwalkan akan mengudara. Di Indonesia, kompetisi tersebut bakal bisa dinikmati melalui siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI).
ADVERTISEMENT
Stasiun televisi yang sudah berusia 56 tahun itu tak sendiri. Mereka akan bekerja sama dengan Mola TV yang pada tahun ini memenangi bidding hak siar Premier League di London, Inggris.
Nama TVRI tentu sudah tak asing lagi bagi pemirsa layar kaca televisi Tanah Air. Namun, Mola TV ini, apa, sih? Mengapa mereka bisa ujug-ujug menggandeng TVRI untuk menyiarkan Premier League?
kumparanBOLA hadir dalam peluncuran kerja sama TVRI dan Mola TV di Kantor TVRI, Senayan, Jumat (21/6). Dalam kesempatan itu kami sempat berbincang dengan Chief Operation Officer Mola TV, Ferry Wiraadmaja. Berikut petikan perbincangan kami.
Bagaimana Mola TV bisa bekerja sama dengan TVRI? Bisa dijelaskan dulu biar enak?
Ide ini awalnya mulai dari bercanda kami dengan Mas Helmi (Yahya, Direktur Utama TVRI, red). Dia bilang ke kami, "Saya kepengin ada Liga Inggris di TVRI". Dan menurut kami ini juga sebuah langkah yang luar biasa, ya, terlebih TVRI juga baru sudah bertransformasi. Kemudian teman-teman direksi TVRI juga profesional.
ADVERTISEMENT
Awalnya, kalau mendengar TVRI, pasti skeptis. Wah, takutnya begini dan begitu. Ternyata, dengan proses ini, saya boleh bilang, dibandingkan broadcast yang lain, paling cepat proses kerja samanya, alhamdulillah. TVRI me-manage kami dengan baik, profesional, dan kami bangga.
Pembagian penyiarannya dengan TVRI bagaimana? Nanti pemirsa bingung?
TVRI akan menayangkan dua pertandingan per pekan. Total, Liga Inggris itu 'kan 10 match per pekan. Nanti kami akan sediakan streaming box Android, web, dan aplikasi yang akan menayangkan empat pertandingan di sana. Lalu Pay TV (teve berbayar), Satelit, atau TV Kabel Mola itu enam pertandingan per pekan.
Sebentar. Ada banyak yang bingung, nih. 'Kan Mas Helmi bilang, ditayangin di TVRI Sport HD, Pay TV nayangin, sama analog juga. Boleh kasih pemirsa pencerahan? Banyak istilah yang pemirsa awam enggak paham, mungkin, ya...
ADVERTISEMENT
Oleksandr Zinchenko (kiri) saat merayakan keberhasilan City menjuarai Premier League. Foto: Reuters/John Sibley
Analog berarti nontonnya pakai antena biasa. Lalu, V2R, kita sudah sama-sama tahu (parabola, red). Kemudian, DVB Pedestrial Digital 2 yang merupakan teknologi baru penerimaan siara secara digital. Kemudian banyak platform-platform lainnya, streaming yang disebut OTT (Over The Top). Lalu ada Direct to Home Satelite dan IPTV (Internet Protocol Televisi) --ini yang berbayar.
Regulasinya bagaimana? Apa nanti TVRI nyiarin, Mola juga?
Kalau pakai paket televisi berbayar Mola dan TVRI menayangkan, ya, sama-sama. Tapi kalau dari Mola jumlah pertandingannya lebih banyak saja. Tapi kelebihan dari Mola ini, TVRI ini 'kan analog dan terbatas pula dengan program-program lain. Belum lagi ada replay-nya, kalau di Mola ada program sendiri juga.
Ngomong-ngomong soal fee, menggandeng TVRI ini menjanjikan enggak, sih, secara rating dan finansial?
ADVERTISEMENT
Pasti menjanjikan. Komersial, enggak usah diragukan, dari jaringan saja paling luas di Indonesia. Kemudian, kekuatan pemancar juga kuat dibanding yang lain. Secara infrastruktur, TVRI punya fundamental yang kuat, gambar bagus, dan konten-kontennya semenjak bertransformasi perkembangannya luar biasa. Bahkan, fitur-fitur teknologi yang digunakan, perbaikan screen, dan transmisi serta produksi, kami percaya masyarakat dan mitra bisnis akan puas.
Siap. Kalau boleh tahu, butuh waktu berapa lama untuk Mola TV dapat lisensi Liga Inggris dan bagaimana prosesnya?
Liga Inggris selalu melalui tahapan bidding dan kami di Mola tentunya melalui itu juga. Premier League melihat company, portofolio manajemen --itu fundamental, dan identitas.
Di Premier League, MU finis di peringkat berapa, Dek? Yak, betul! Enam! Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Lalu kemudian kami dilihat, secara data-data, lalu dokumen, bisnis plan Mola seperti apa. Kemudian pihak Premier League punya Content Plan dan mereka melihat apa, nih, planning Mola dalam mengembangkan konten?
ADVERTISEMENT
Jadi, Premier League enggak lihat nama besar TV, tapi mereka lihat distribusi, coverage, siaran, dan paling penting nilai tambah baru. Apa yang bisa kami berikan ke Premier League.
Jadi, ketika kami bersua Premier league ini seperti kontes dan mereka menganggap 'pemain lama' statusnya sama. Ayo, Anda menawarkan ide baru apa?' Begitu kira-kira.
Dan Premier league melihat ini sesuatu yang luar bisa karena Mola ini produk lokal, PT dari Indonesia. Kalau yang lain, Anda atau kita semua pasti tahu bahwa PT-nya dari luar dan bekerja sama dengan TV-TV lokal kita.
Mola kerja sama TVRI saja atau sama yang lain?
V2R adanya TVRI saja, ya. Kalau TV berbayar bermitra dan mohon maaf kami belum bisa sampaikan sekarang.
ADVERTISEMENT
Lha, kok, begitu?
Sheffield United, peserta baru Premier League 2019/20. Foto: Action Images via Reuters/Lee Smith
Mereka, sih, selalu kami undang, terlibat. Tetapi, sekali lagi, kami enggak lihat angka, nilai dan rupiah saja, tapi semua melihat apa yang mereka bisa lakukan bagaimana layanan Premier league ini disajikan dengan baik. Coverage itu adalah kualitas jangkauan dan tayangan. Itu menjadi persoalan utama.
Nah, nonton bola di zaman kekinian ini sudah bisa via streaming, cara Mola membasmi streaming ilegal bagaimana?
Kami punya OTT-nya Mola TV (streaming). Kami punya layanan yang sifatnya tak berbayar. Ada empat pertandingan yang free bisa diakses di situs kami. Ini beda 'kan jika dibandingkan yang lain. Rata-rata berbayar semua kalau yang enggak ditayangkan di TV, www.mola.tv, dan aplikasi.
Kalau menurut kami, apabila layanannya banyak apalagi ada streaming-annya, yang bakalan streaming ilegal itu bisa menurun. Lalu, kami pernah ikut dalam forum komunikasi juga kalau nonton illegal streaming itu bisa meng-hack data kita. Jadi dampaknya hati-hati karena ada malware yang merusak data.
ADVERTISEMENT
Kemudian barrier di harga (jual) juga akan kami bikin sekompetitif mungkin, jadi orang bisa mudah menjangkau. Range harganya Rp90 ribu sampai Rp150 ribu untuk Pay TV
Terakhir, belinya gimana, Oms?
Nanti akan kami sampaikan dengan partner.