APPI: Malapetaka Sepak Bola Jika Pemain Kalteng Putra Malah Disanksi PSSI

2 Februari 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Kalteng Putra jelang lawan Persipura dalam lanjutan laga play-off Liga 2 2023/24 di Stadion Mandala Jayapura pada 17 Januari 2024. Foto: Situs web resmi Liga Indonesia Baru
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Kalteng Putra jelang lawan Persipura dalam lanjutan laga play-off Liga 2 2023/24 di Stadion Mandala Jayapura pada 17 Januari 2024. Foto: Situs web resmi Liga Indonesia Baru
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengibaratkan para pemain Kalteng Putra ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga. Sebab, sudah gaji mereka ditunggak, dilaporkan ke polisi, kini ada kemungkinan terkena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
ADVERTISEMENT
Para pemain Kalteng Putra mengalami keterlambatan pembayaran gaji selama 2-3 bulan. Mereka lantas menuntut hak mereka, tetapi malah dipolisikan oleh manajemen.
Penunggakan gaji membuat para pemain Kalteng Putra mogok main saat harus melawan PSCS Cilacap dalam lanjutan playoff degradasi Liga 2 2023/24. Oleh karena tak hadir di Stadion Wijaya Kusuma untuk laga pada 27 Januari itu, mereka terancam sanksi Komdis PSSI.
Pada 31 Januari dan 1 Februari lalu, para pemain Kalteng Putra telah menghadiri sidang Komdis PSSI. Dalam prosesnya, Komdis mempertanyakan soal ketidakhadiran tim melawan PSCS Cilacap. APPI turut mendampingi para pemain untuk sidang.
Konferensi Pers Exco APPI dan para pemain Kalteng Putra (2023/2024) terkait dengan permaslahan klub di Kantor APPI, Jalan Jaksa Nomor 4, Jakarta Pusat, pada 2 Februari 2024. Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
"Bayangin 2-3 bulan tak digaji, melakukan upaya menagih, sudah dilakukan baik-baik, tapi malah dilaporkan ke polisi, itu ancamannya lebih berat karena bisa dipenjara. Sekarang menghadapi kemungkinan sanksi oleh Komdis PSSI karena mogok," kata Officer Legal APPI, Riza Hufaida, saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/2).
ADVERTISEMENT
"Apalagi sanksi tidak main-main loh, kita lihat di Pasal 58, dua tahun tidak boleh beraktivitas dan denda Rp 100 juta. Ini mata pencaharian mereka. Mereka tidak boleh main terus mereka harus membayar denda. Ini yang tolong kammi minta ke Komdis untuk mencari menggali, menemukan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan sebelum putusan kepada para pemain," lanjutnya.
APPI menuntut adanya keadilan untuk pemain Kalteng Putra. Jika sanksi sampai turun, mereka menyebut bahwa itu adalah malapetaka sepak bola.
"Ingat, ada sebab dalam akibat pemain melakukan pemogokan. Jangan sampai pemain Kalteng Putra disanksi oleh PSSI. Ini tragis dan tragedi malapetaka buat sepak bola Indonesia. Bayangkan mereka sudah tidak dibayar gajinya, dilaporkan polisi dan harus mendapatkan sanksi dari PSSI," tandas Riza.
ADVERTISEMENT